Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disekap dan Dipukuli Pacar, Wanita di Tangsel Minta Jemput Keluarga Sambil Menangis

Kompas.com - 14/06/2024, 13:45 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - AMA (22), perempuan korban penganiayaan di Tangerang Selatan, mengaku sempat menghubungi adik saat dipukuli terus-menerus oleh kekasihnya, I (22).

Penganiayaan tersebut berlangsung di sebuah tempat yang AMA sebut “Warung Anggrek”, Pondok Kacang, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Jumat (7/6/2024) dini hari.

Aksi dugaan tindak pidana itu terjadi karena ponsel I dititipkan kepada AMA saat pelaku tengah mabuk di Warung Anggrek.

Baca juga: Wanita di Tangsel Sempat Disekap di Dalam Kamar Usai Dianiaya Kekasihnya

“Saya soalnya pas di parkiran, saya dipukulin terus. Akhirnya, saya telepon adik saya, 'jemput, jemput', itu sambil nangis. Itu pas saya telepon adik saya sambil nangis juga, itu saya lagi dipukulin juga di parkiran,” kata AMA saat dihubungi Kompas.com, Jumat (14/6/2024).

Ketika I hendak mengeluarkan sepeda motor dari parkiran dan mengajak korban ke rumahnya, AMA melarikan diri lalu berlari ke arah jalan raya. Tetapi, I mengejar.

Empat pemuda dengan dua sepeda motor menghampirinya karena korban dalam kondisi menangis dan napas terengah-engah. Mereka berupaya menolong AMA.

“Katanya pemuda itu, ‘ya sudah, ayo, naik saja'. Imam itu ngejar. Pas saya mau naik, saya ditarik bajunya sama Imam, jatuh, terus dipukul lagi. Di situ ada pagar besi, jidat saya di dorong ke situ. Akhirnya jidat saya luka,” ujar AMA.

Baca juga: Polisi Buru Pelaku Penganiayaan Wanita di Tangsel

Pemuda itu tidak bisa berbuat banyak, AMA akhirnya menuruti kemauan pelaku. Sesampainya di rumah I, korban kembali mendapatkan pukulan.

Pelaku juga mengajak korban ke dalam kamar, tetapi AMA menolak. Oleh karena itu, I pun mengancam menghabisi nyawa korban.

AMA menyebut I tinggal seorang diri di rumah. Kedua orangtua pelaku telah meninggal dunia.

“Dia bilang begini, 'lu mau ke kamar, atau lu mau mati di sini?'. Ya sudah, saya nurutlah, ke kamar. Akhirnya saya dipukulin, dari hidung, mulut, kepala, kuping, semuanya saya dipukulin terus-menerus,” ujar AMA.

“Dia bilang gini, 'handphone gue mana?', 'gue lupa, gue teledor'. Langsung dipukulin lagi. Dia itu ancaman kayak gini, 'kalau lu berisik di sini, kalau lu berusara sedikit di sini, lu mati sama gue di sini, lu sudah enggak ada nyawa di sini',” kata AMA melanjutkan.

Baca juga: Wanita di Tangsel Babak Belur Dianiaya Pacar karena Kesal Ponselnya Hilang

Mendengar hal tersebut, AMA sujud di depan kaki I agar pelaku tidak menganiaya lagi. Namun, usaha itu sia-sia karena pelaku tidak menghiraukannya.

“Dia sempat juga mau gebuk saya pakai tablet dia yang sudah rusak, mau gebuk kepala saya, tapi saya tahan. Pokoknya dia ancam-ancam mau bunuh saya terus. Tapi, selepas itu, dia minta maaf, dia peluk saya, minta maaf pokoknya, 'maafin gue sudah kasar',” imbuh AMA.

Pelaku pun keluar dari kamar lalu mengambil stick golf. Dia juga berpamitan kepada AMA untuk mendatangi temannya yang mabuk bersamanya di Warung Anggrek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com