Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kompas.com - 18/06/2024, 19:41 WIB
Firda Janati,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kehidupan pekerja seni tidak selalu mulus. Demikianlah yang dirasakan oleh Dian (41), seniman lukis piring asal Bekasi.

Sekitar tujuh tahun silam, Dian membuka lapak di pinggir jalan, tepatnya di Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi. Di lapak tersebut, Dian melukis secara langsung.

Beberapa calon pembeli silih berganti mendatangi lapak Dian. Namun, karya lukisnya kerap ditawar dengan harga sangat murah.

"Ditawar Rp 25.000, ya kita (saya) diemin saja, wajar, mungkin dia enggak tahu, maklumi saja," ujar Dian seraya tertawa kecil saat bercerita kepada Kompas.com, Minggu (16/6/2024).

"Perasaan saya ya ketawa saja sudah sering begitu (ditawar murah), kita maklumi mereka enggak ngerti seni, ada yang ngira print," imbuhnya.

Baca juga: Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Tak hanya itu, lukisan Dian juga pernah dianggap palsu karena begitu halus hingga menyerupai gambar print atau cetak.

Padahal, butuh waktu selama 5-6 jam untuk Dian mengerjakan satu karya lukis. Dalam sehari, ia hanya dapat mengerjakan dua lukisan piring.

Tak hanya itu, lapak milik Dian pun sering diganggu preman.

"Kendalanya ya memang ada di lapak, waktu itu biasa ada preman-preman, tahu sendiri gimana. Awalnya minta gratis satu lukisan, lama-lama minta dua, saya enggak mau," ujarnya.

Karena berbagai kendala itu, Dian hanya bertahan lima bulan membuka lapak lukis. Ia pun memutar otak dengan mencoba memasarkan hasil karyanya melalui media sosial.

Di situ, ladang rezeki Dian terbuka. Ayah satu anak tersebut banyak menerima pesanan, dari dalam hingga luar negeri.

"Paling jauh (kirim) ke luar negeri, ke Jepang, Hongkong, Skotlandia, Pakistan, Amerika Serikat, Malaysia. Yang pesan kebanyakan orang di sana, kalau yang Skotlandia, istrinya orang Indonesia terus (lukisan piring) dibawa ke sana, Jepang juga," katanya.

Namun, upaya ini pun ternyata tidak berjalan mulus. Dian sempat vakum karena pandemi Covid-19 membuat daya beli warga menurun, termasuk terhadap karya lukisnya.

"Waktu itu pas lagi rame-ramenya, eh malah Covid-19. Jadi dua tahun itu vakum, online juga kan kadang seminggu ada, kadang enggak ada. Kalau lagi rame itu rame bisa sampai keteter," imbuhnya.

Untuk mencukupi kebutuhan hariannya, Dian kini tidak hanya melukis, tetapi juga bekerja serabutan sebagai petugas kebersihan taman.

Baca juga: SBY Berikan Lukisan Standing Firm Like Rocks kepada Prabowo: Untuk Bapak Tercinta, Saya Lukis 10 Jam

"Jadi agak goyang lah istilahnya (setelah pandemi), sekarang sudah sepi lagi. Ya sudah saya kerja dulu dulu sambil mengumpulkan modal sementara sih, tapi pasti balik lagi ke sini," ucapnya.

Adapun lukisan karya Dian dituangkan ke piring melamin berdiameter 22 sampai 27 sentimeter, tergantung pesanan konsumen.

Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 500.000, tergantung tingkat kerumitan, warna, serta ukuran piring.

Sampai saat ini, Dian masih membuka pesanan lukisan piring lewat Facebook Dian Gallery. Pemesanan juga dapat dilakukan melalui Instagram @dian_gallery_ atau di WhatsApp 089665304246.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Megapolitan
PKS Dinilai Sulit 'Move On' dari Anies Baswedan

PKS Dinilai Sulit "Move On" dari Anies Baswedan

Megapolitan
4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com