Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grafiti Masih Dianggap Ilegal, Seniman Sulit Mendapatkan Ruang

Kompas.com - 21/06/2024, 09:17 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seni menggambar di tembok atau grafiti yang masih dianggap ilegal kerap kali membuat Fermul (27) sulit mendapatkan ruang untuk menggambar.

"Memang agak sulit mendapatkan ruang," kata seniman grafiti itu saat diwawancarai oleh Kompas.com, Selasa (18/6/2024).

Baca juga: Grafiti Sudah kayak Obat buat Saya...

Meski masih dianggap ilegal dan kegiatan vandalisme, Fermul menilai sebenarnya pemerintah sudah mulai memperhatikan dan berpihak pada para seniman grafiti.

Hanya saja, ruang tersebut diberikan kepada para seniman grafiti yang sudah memiliki nama besar saja.

"Kalau menurut saya, (pemerintah) berpihak, ya, cuma belum ke semua pelaku seni grafiti. Jadi, lebih berpihaknya itu ke seniman yang memang udah punya nama besar, pasti pemerintah memberikan ruang," tutur dia. 

Sementara para seniman grafiti yang baru berproses sering kali kesulitan mendapatkan ruang untuk menggambar di Jakarta ini.

Fermul berharap, ke depannya pemerintah bisa memberikan ruang publik untuk para seniman grafiti yang belum dikenal banyak orang.

Pasalnya, meski ilegal, para seniman grafiti akan tetap nekat menggambar di tembok publik.

Baca juga: Dilema Seniman Grafiti di Jakarta, Tak Ada Ruang Karya yang Legal, Harus Ikhlas Gambarnya Dihapus

"Karena kan kita juga gambar di ruang publik, di mana tempat itu sebenarnya tidak boleh buat digambar dan itu masih dianggap ilegal," terang Fermul.

Alasan para seniman grafiti tetap menggambar di tembok publik meski dilarang yakni untuk mengekspresikan diri.

Meskipun risikonya ditegur dan dikejar petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU), tak membuat para seniman grafiti menyerah.

Oleh sebab itu,Fermul berharap agar para pelaku seniman grafiti di Jakarta dibuatkan wadah khusus oleh pemerintah sehingga tidak lagi mencorat-coret tembok publik sembarangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bocah di Bekasi Hanyut Terbawa Arus Selokan Saat Bermain Banjir

Bocah di Bekasi Hanyut Terbawa Arus Selokan Saat Bermain Banjir

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Megapolitan
Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Megapolitan
Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com