Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinding Tripleks dan Ruangan Penuh Debu, "Sekolah di Utara" Cilincing Bakal Direnovasi

Kompas.com - 27/06/2024, 08:53 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekolah informal "Sekolah di Utara" yang berada di Kampung Baru Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara, bakal direnovasi oleh mahasiswa semester enam London School of Public Relation (LSPR) Jakarta, karena kondisinya yang sudah memprihatinkan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sekolah ini berada persis di bawah kolong jembatan.

Bunyi kendaraan yang melintasi jembatan itu, bisa terdengar jelas ketika berada di dalam "Sekolah di Utara".

Tak hanya itu, bangunan "Sekolah di Utara" ini juga tidak permanen. Dinding-dindingnya hanya terbuat dari tripleks sehingga berpotensi roboh jika terkena angin besar.

Baca juga: Menengok Sekolah di Utara untuk Anak Kurang Mampu di Cilincing, Ada di Kolong Jembatan Berdebu

Selain itu, lantai di sekolah informal ini juga tak berkeramik. Anak-anak yang belajar di "Sekolah di Utara" hanya duduk beralasan karpet penuh debu.

Pintu dan jendela sekolah ini juga sudah rusak dan tidak berfungsi normal. Sirkulasi di dalam sekolah informal itu juga kurang sehingga sangat pengap dan panas.

Fasilifas di dalam sekolah ini juga tidak memadai, lemari buku terlihat sudah reyot dan penuh debu, tak ada papan tulis, dan tak ada toilet di dalamnya.

Melihat kondisi "Sekolah di Utara" begitu memperihatinkan, lewat program "Runcing" mahasiswa LSPR akan merenovasi "Sekolah di Utara" agar lebih nyaman.

"Tanggal 30 Juni 2024, itu kita akan ada peresmian Sekolah di Utara karena sudah selesai kita renovasi. Renovasinya kita targetkan dalam 3 hari itu selesai," kata Ketua Runcing Nathasya Treena saat diwawancarai di RPTRA Berseri, Minggu (21/6/2024).

Baca juga: Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program Runcing

Lebih lanjut, Nathasya menjelaskan renovasi yang dilakukan memang tidak full. Mahasiswa LSPR hanya mengganti bagian-bagian yang sudah rusak.

Seperti pintu dan jendela, kemudian dinding tripleks yang sudah rusak diperbaiki dan diwarnai.

Renovasi itu bertujuan untuk membuat suasana sekolah informal itu menjadi lebih nyaman untuk anak-anak Cilincing.

"Pokoknya supaya suasananya lebih fun untuk anak-anak," kata Nathasya.

Natasya mengungkapkan, dana renovasi Sekolah di Utara berasal dari swadaya para mahasiswa LSPR.

Baca juga: Pernah Tabrak Orang karena Sulit Melihat, Petani Maluku Bersyukur Bisa Operasi Katarak Gratis

Selain itu, mahasiswa LSPR juga berkolaborasi dengan Lions Club Indonesia.

"Puji Tuhan ada salah satu mahasiswa kami mengajukan proposal ke Lions Club Indonesia Jadi mereka juga men-support kami dalam renovasi Sekolah di Utara," pungkasnya.

Sebagai informasi, Runcing adalah kegiatan yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan di kawasan Cilincing.

"Runcing ini adalah kegiatan yang berfokus pada pendidikan terutama di Cilincing karena mengacu pada SDG's (Sustainable Development Goals) nomor empat yaitu tentang edukasi berkualitas," kata Natasha.

Lebih lanjut, Natasha menjelaskan bahwa terciptanya program Runcing ini karena adanya kolaborasi empat mata kuliah di LSPR diantaranya, community development, PR program and evaluation, PR communication technic, dan Creative Production & Publicity.

"Memang capaian dari keempat mata kuliah ini bisa dibilang mendukung adanya tadi SDG's, karena memang kampus kami salah satu kampus di Indonesia yang memang konsern terrhadap isu SDGs sehingga mata kuliah di semester enam itu memang semuanya harus memiliki output yang berkaitan dengan SDGs tadi," ucap Dosen Creative Production & Publicity LSPR, Melvin Bonardo Simanjuntak saat diwawancara, Minggu.

Melvin berharap, melalui program Runcing ini, mahasiswa bisa berkontribusi besar untuk membangun suatu wilayah.

Sementara Dosen Community Development LSPR, Alfilonia Harwinda berharap, melalui program ini anak-anak Cilincing memiliki tempat belajar yang lebih nyaman ke depannya.

"Mereka bisa mendapatkan tempat yang layak untuk pendidikan, bukan sekedar belajar tapi juga mendapatkan fasilitas yang nyaman untuk mereka tetap semangat belajar atau sekolah di utara," ucap Alfilonia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Megapolitan
Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Megapolitan
Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Megapolitan
Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Megapolitan
Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Megapolitan
Pengamen Bunuh Lansia Penderita Alzheimer di Bogor, Pukul Korban Sebelum Menjatuhkannya ke Kali

Pengamen Bunuh Lansia Penderita Alzheimer di Bogor, Pukul Korban Sebelum Menjatuhkannya ke Kali

Megapolitan
Pegawainya Diduga Bunuh Diri, Restoran BBQ Korea di Blok M Langsung Tutup

Pegawainya Diduga Bunuh Diri, Restoran BBQ Korea di Blok M Langsung Tutup

Megapolitan
2 Selebgram di Bogor Ditangkap Polisi, Terlibat Judi 'Online' dan Video Asusila

2 Selebgram di Bogor Ditangkap Polisi, Terlibat Judi "Online" dan Video Asusila

Megapolitan
Viral Lagu Sal Priadi, 6 Makam di Tanah Kusir Berhias Bunga Matahari

Viral Lagu Sal Priadi, 6 Makam di Tanah Kusir Berhias Bunga Matahari

Megapolitan
Polisi Duga Bocah yang Tewas di Tol Cijago Ditabrak Mobil Saat Sedang Kejar Layang-layang

Polisi Duga Bocah yang Tewas di Tol Cijago Ditabrak Mobil Saat Sedang Kejar Layang-layang

Megapolitan
Ditinggal Pergi Orang Tersayang dalam Sekali Waktu, Kini Dea Masih seperti Mimpi

Ditinggal Pergi Orang Tersayang dalam Sekali Waktu, Kini Dea Masih seperti Mimpi

Megapolitan
Pengemudi Ojol di Jakbar Temukan 1 Klip Sabu dalam Paket yang Diantarnya

Pengemudi Ojol di Jakbar Temukan 1 Klip Sabu dalam Paket yang Diantarnya

Megapolitan
Pasar TU Bogor Kebakaran, Kerugian Ditaksir Capai Rp 2 Miliar

Pasar TU Bogor Kebakaran, Kerugian Ditaksir Capai Rp 2 Miliar

Megapolitan
Istri yang Dibakar Suaminya di Cipondoh Tangerang Alami Luka Bakar 27 Persen

Istri yang Dibakar Suaminya di Cipondoh Tangerang Alami Luka Bakar 27 Persen

Megapolitan
Malangnya Pegawai Warung Mi Ayam di Tangerang, Dikeroyok 'Debt Collector' Usai Bantu Pengendara Pertahankan Motor

Malangnya Pegawai Warung Mi Ayam di Tangerang, Dikeroyok "Debt Collector" Usai Bantu Pengendara Pertahankan Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com