JAKARTA, KOMPAS.com - Anak-anak Cilincing yang biasa belajar di sekolah informal bernama "Sekolah di Utara" mendapat donasi ribuan buku lewat program "Runcing" yang diprakasai oleh mahasiswa semester enam London School of Public Relation (LSPR) Jakarta.
"Jumlah (bukunya) ribuan, kita prioritaskan buku sains, buku kebangsaan, buku-buku pelajaran dari SD sampai SMP," ucap Kepala Divisi Humas dan Media Runcing M Febriansyah saat diwawancarai oleh Kompas.com, Minggu (23/6/2024).
Lebih Lanjut, Febriansyah mengungkapkan anak-anak yang belajar di "Sekolah di Utara" banyak yang putus sekolah dan kini sedang mengejar paket C dan A.
Baca juga: Dinding Tripleks dan Ruangan Penuh Debu, Sekolah di Utara Cilincing Bakal Direnovasi
Jadi, buku-buku pelajaran tersebut sangat dibutuhkan oleh mereka.
Sebelumnya, koleksi buku yang ada di "Sekolah di Utara" kebanyakan justru bukan buku yang cocok untuk dibaca anak-anak.
Selain itu, lemari buku di sekolah informal itu juga sudah reyot dan penuh debu sehingga sudah tidak layak lagi digunakan.
Itu lah yang mendorong mahasiswa LSPR terpacu membuka donasi buku untuk anak-anak Cilincing belajar.
Usai mendapat donasi ribuan buku, para mahasiswa LSPR juga menyortir kembali buku-buku itu.
Baca juga: Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program Runcing
Buku-buku yang diberikan kepada "Sekolah di Utara" adalah buku yang lebih mudah dipahami dan menarik untuk anak-anak.
"Untuk buku-bukunya sendiri kita lebih fokus ke buku-buku yang mudah dan menarik untuk anak-anak. Jadi, bukan buku-buku yang banyak tulisannya tapi lebih ke gambar dan warna," ucap Sekertaris II Runcing Arwinda Audiary, Minggu.
Lewat buku-buku yang lebih mudah dipahami dan menarik diharapkan bisa meningkatkan rasa ingin tahu anak-anak Cilincing agar rajin membaca.
Sebagai informasi, Runcing adalah kegiatan yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan di kawasan Cilincing.
"Runcing ini adalah kegiatan yang berfokus pada pendidikan terutama di Cilincing karena mengacu pada SDG's (Sustainable Development Goals) nomor empat yaitu tentang edukasi berkualitas," kata ketua Runcing Natahsya Treena saat diwawancara di lokasi, Minggu.
Baca juga: Menengok Sekolah di Utara untuk Anak Kurang Mampu di Cilincing, Ada di Kolong Jembatan Berdebu
Lebih lanjut, Natasha menjelaskan bahwa terciptanya program Runcing ini karena adanya kolaborasi empat mata kuliah di LSPR diantaranya, community development, PR program and evaluation, PR communication technic, dan Creative Production & Publicity.
"Memang capaian dari keempat mata kuliah ini bisa dibilang mendukung adanya tadi SDG's, karena memang kampus kami salah satu kampus di Indonesia yang memang konsern terrhadap isu SDGs sehingga mata kuliah di semester enam itu memang semuanya harus memiliki output yang berkaitan dengan SDGs tadi," ucap Dosen Creative Production & Publicity LSPR, Melvin Bonardo Simanjuntak saat diwawancara, Minggu.
Melvin berharap, melalui program Runcing ini, mahasiswa bisa berkontribusi besar untuk membangun suatu wilayah.
Sementara Dosen Community Development LSPR, Alfilonia Harwinda berharap, melalui program ini anak-anak Cilincing memiliki tempat belajar yang lebih nyaman ke depannya.
"Mereka bisa mendapatkan tempat yang layak untuk pendidikan, bukan sekedar belajar tapi juga mendapatkan fasilitas yang nyaman untuk mereka tetap semangat belajar atau sekolah di utara," ucap Alfilonia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.