Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sekolah di Utara" Dapat Donasi Ribuan Buku untuk Dibaca Anak-anak Cilincing

Kompas.com - 27/06/2024, 10:11 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anak-anak Cilincing yang biasa belajar di sekolah informal bernama "Sekolah di Utara" mendapat donasi ribuan buku lewat program "Runcing" yang diprakasai oleh mahasiswa semester enam London School of Public Relation (LSPR) Jakarta.

"Jumlah (bukunya) ribuan, kita prioritaskan buku sains, buku kebangsaan, buku-buku pelajaran dari SD sampai SMP," ucap Kepala Divisi Humas dan Media Runcing M Febriansyah saat diwawancarai oleh Kompas.com, Minggu (23/6/2024).

Lebih Lanjut, Febriansyah mengungkapkan anak-anak yang belajar di "Sekolah di Utara" banyak yang putus sekolah dan kini sedang mengejar paket C dan A.

Baca juga: Dinding Tripleks dan Ruangan Penuh Debu, Sekolah di Utara Cilincing Bakal Direnovasi

Jadi, buku-buku pelajaran tersebut sangat dibutuhkan oleh mereka.

Sebelumnya, koleksi buku yang ada di "Sekolah di Utara" kebanyakan justru bukan buku yang cocok untuk dibaca anak-anak.

Selain itu, lemari buku di sekolah informal itu juga sudah reyot dan penuh debu sehingga sudah tidak layak lagi digunakan.

Itu lah yang mendorong mahasiswa LSPR terpacu membuka donasi buku untuk anak-anak Cilincing belajar.

Usai mendapat donasi ribuan buku, para mahasiswa LSPR juga menyortir kembali buku-buku itu.

Baca juga: Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program Runcing

Buku-buku yang diberikan kepada "Sekolah di Utara" adalah buku yang lebih mudah dipahami dan menarik untuk anak-anak.

"Untuk buku-bukunya sendiri kita lebih fokus ke buku-buku yang mudah dan menarik untuk anak-anak. Jadi, bukan buku-buku yang banyak tulisannya tapi lebih ke gambar dan warna," ucap Sekertaris II Runcing Arwinda Audiary, Minggu.

Lewat buku-buku yang lebih mudah dipahami dan menarik diharapkan bisa meningkatkan rasa ingin tahu anak-anak Cilincing agar rajin membaca.

Sebagai informasi, Runcing adalah kegiatan yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan di kawasan Cilincing.

"Runcing ini adalah kegiatan yang berfokus pada pendidikan terutama di Cilincing karena mengacu pada SDG's (Sustainable Development Goals) nomor empat yaitu tentang edukasi berkualitas," kata ketua Runcing Natahsya Treena saat diwawancara di lokasi, Minggu.

Baca juga: Menengok Sekolah di Utara untuk Anak Kurang Mampu di Cilincing, Ada di Kolong Jembatan Berdebu

Lebih lanjut, Natasha menjelaskan bahwa terciptanya program Runcing ini karena adanya kolaborasi empat mata kuliah di LSPR diantaranya, community development, PR program and evaluation, PR communication technic, dan Creative Production & Publicity.

"Memang capaian dari keempat mata kuliah ini bisa dibilang mendukung adanya tadi SDG's, karena memang kampus kami salah satu kampus di Indonesia yang memang konsern terrhadap isu SDGs sehingga mata kuliah di semester enam itu memang semuanya harus memiliki output yang berkaitan dengan SDGs tadi," ucap Dosen Creative Production & Publicity LSPR, Melvin Bonardo Simanjuntak saat diwawancara, Minggu.

Melvin berharap, melalui program Runcing ini, mahasiswa bisa berkontribusi besar untuk membangun suatu wilayah.

Sementara Dosen Community Development LSPR, Alfilonia Harwinda berharap, melalui program ini anak-anak Cilincing memiliki tempat belajar yang lebih nyaman ke depannya.

"Mereka bisa mendapatkan tempat yang layak untuk pendidikan, bukan sekedar belajar tapi juga mendapatkan fasilitas yang nyaman untuk mereka tetap semangat belajar atau sekolah di utara," ucap Alfilonia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Megapolitan
Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Megapolitan
Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Megapolitan
Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Megapolitan
Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Megapolitan
Pengamen Bunuh Lansia Penderita Alzheimer di Bogor, Pukul Korban Sebelum Menjatuhkannya ke Kali

Pengamen Bunuh Lansia Penderita Alzheimer di Bogor, Pukul Korban Sebelum Menjatuhkannya ke Kali

Megapolitan
Pegawainya Diduga Bunuh Diri, Restoran BBQ Korea di Blok M Langsung Tutup

Pegawainya Diduga Bunuh Diri, Restoran BBQ Korea di Blok M Langsung Tutup

Megapolitan
2 Selebgram di Bogor Ditangkap Polisi, Terlibat Judi 'Online' dan Video Asusila

2 Selebgram di Bogor Ditangkap Polisi, Terlibat Judi "Online" dan Video Asusila

Megapolitan
Viral Lagu Sal Priadi, 6 Makam di Tanah Kusir Berhias Bunga Matahari

Viral Lagu Sal Priadi, 6 Makam di Tanah Kusir Berhias Bunga Matahari

Megapolitan
Polisi Duga Bocah yang Tewas di Tol Cijago Ditabrak Mobil Saat Sedang Kejar Layang-layang

Polisi Duga Bocah yang Tewas di Tol Cijago Ditabrak Mobil Saat Sedang Kejar Layang-layang

Megapolitan
Ditinggal Pergi Orang Tersayang dalam Sekali Waktu, Kini Dea Masih seperti Mimpi

Ditinggal Pergi Orang Tersayang dalam Sekali Waktu, Kini Dea Masih seperti Mimpi

Megapolitan
Pengemudi Ojol di Jakbar Temukan 1 Klip Sabu dalam Paket yang Diantarnya

Pengemudi Ojol di Jakbar Temukan 1 Klip Sabu dalam Paket yang Diantarnya

Megapolitan
Pasar TU Bogor Kebakaran, Kerugian Ditaksir Capai Rp 2 Miliar

Pasar TU Bogor Kebakaran, Kerugian Ditaksir Capai Rp 2 Miliar

Megapolitan
Istri yang Dibakar Suaminya di Cipondoh Tangerang Alami Luka Bakar 27 Persen

Istri yang Dibakar Suaminya di Cipondoh Tangerang Alami Luka Bakar 27 Persen

Megapolitan
Malangnya Pegawai Warung Mi Ayam di Tangerang, Dikeroyok 'Debt Collector' Usai Bantu Pengendara Pertahankan Motor

Malangnya Pegawai Warung Mi Ayam di Tangerang, Dikeroyok "Debt Collector" Usai Bantu Pengendara Pertahankan Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com