MALUKU, KOMPAS.com - Setiap harinya, Matias Sainyakit (61), pengrajin kayu dari Desa Tumbur, Kecamatan Wetamrian, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, harus mengambil kayu sejauh 10 kilometer di hutan.
Tidak sendiri, Matias mengambil kayu bersama Kelompok Mawur Kulit. Bersama kelompoknya, Matias mengangkut kayu eboni dari hutan yang kemudian bakal dijadikan kerajinan kayu.
"Bapak sehari-sehari cuma pekerjaan khusus pengukir, pengukir kayu. Kayu eboni. Saya ambil di hutan, gratis. Jaraknya 10 kilometer ke tempat (ke hutan dari rumah)," ucap Matias di Pendopo Bupati, Kabupaten Kelurahan Tanimbar, Provinsi Maluku, Rabu (26/6/2024).
Baca juga: Pernah Tabrak Orang karena Sulit Melihat, Petani Maluku Bersyukur Bisa Operasi Katarak Gratis
Matias menyebut, kelompok pengukir kayu eboni sudah 24 tahun berdiri. Matias bertugas sebagai Ketua Mawur Kulit.
"Sudah 24 tahun ini (kelompok) berdiri, saya selaku ketua kelompok. Ada 10 orang anggota," ucap dia.
Matias membuat ukiran dari kayu eboni menggunakan alat manual. Butuh waktu sekitar seminggu untuk membuat satu kerajinan.
"Kalau yang kerajinan tangan (kapal) itu buat seminggu, selain kapal saya bikin patung-patung tunggal, patung ciri khas Tanimbar," ucapnya.
Kini Matias mendapatkan bantuan dari Kementrian Sosial (Kemensos) berupa mesin potong kayu, mesin skap kayu, mesin profil kayu, serta gerinda.
Matias mengaku akan lebih semangat lagi dalam bekerja. Sebab, bantuan alat tersebut akan sangat meringankan pekerjaannya.
Baca juga: Kemensos Bantu 240 Lansia Operasi Katarak Gratis di Kepulauan Tanimbar Maluku
Kelompok Mawur Kulit bisa menghasilkan kerajinan kayu berupa patung tunggal secara cepat, tak sampai satu minggu.
"Bantuan ini membuat kami semangat. Ini kan saya bekerja dengan peralatan yang manual, sekarang ini tidak lagi. Saya ucapkan terima kasih karena Pemda dan pusat sudah ada bantuan mesin, semoga Tuhan memberkati," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini mendukung pekerjaan kelompok Mawur Kulit. Ia membeli hasil karya Matias berupa kerajinan kayu berbentuk kapal.
Risma juga berjanji akan membantu memasarkan hasil karya tersebut agar nilainya lebih tinggi jika produk dijual ke luar daerah.
"Nanti saya bantu jualkan, ini (kerajinan kapal) saya beli. Saya minta nomor bapak, karena ini sudah layak jual," imbuh Risma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.