"Ini ibarat cerita ada nenek naik kapal di tengah lautan, ada ombak, dan nenek itu kecebur. He-he-he," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (19/8/2013).
Kemudian, tuturnya, nenek itu tak ada yang menolongnya. Basuki mengibaratkan dirinya turut berada di dalam cerita itu sebagai pemuda yang cuek dengan terceburnya si nenek itu. Tanpa disangka, ternyata ada seseorang yang sengaja mendorongnya sehingga ikut tercebur ke laut, dan mau tidak mau ia harus menyelamatkan nenek itu.
"Ketika si nenek dibawa naik ke kapal, semua orang bilang saya populer kan? Padahal ketika saya naik, saya tanya, siapa yang ceburin saya ke laut? Begitu lho," ungkap Basuki.
Analogi pemuda yang diceburkan oleh orang lain ini sama seperti yang telah terjadi pada Basuki untuk berpolitik, terutama untuk turun berpartisipasi memperbaiki pemerintahan Ibu Kota.
Menjadi seorang calon wakil gubernur dan pada akhirnya berhasil menjadi wakil gubernur, menurut Basuki; orang yang mendorongnya memimpin Jakarta adalah warga Jakarta, bukan partai politik atau oknum politik lain yang berada di belakang Basuki.
"Warga DKI-lah yang menceburkan saya sampai menjadi wagub," kata alumnus Universitas Trisakti. Dia mengucapkan terima kasih karena sudah didorong "tercebur".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.