Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Basuki, Reklamasi Pulau Cara Ampuh Tanggulangi Rob

Kompas.com - 17/01/2014, 22:28 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan, cara paling ampuh menanggulangi banjir rob di Jakarta Utara adalah dengan mereklamasi 17 pulau. Banjir rob terjadi karena tingginya pasang air laut.

Menurut Basuki, ia telah melakukan pertemuan dengan para pemilik pulau di utara Jakarta dan menghasilkan beberapa keputusan. "Kita mau perpanjang izin pulau Anda, tapi tolong selesaikan dahulu masalah rob ini," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Jumat (17/1/2014).

Dari pengalaman sebelumnya, jika rob sudah menerjang Jakarta, sebagian wilayah Jakarta, terutama di wilayah utara, akan banjir. Aktivitas sebagian warga Jakarta pun terganggu.

Apabila banjir rob terjadi, pintu-pintu air di Jakarta yang membuang air sungai ke laut tak boleh dibuka dulu. Pompa-pompa untuk membuang air sungai ke laut harus bekerja maksimal agar air kali yang melintasi Kota Jakarta tak sampai meluber.

Sayangnya, tidak semua pompa di Jakarta berfungsi optimal. Dari 73 pompa air di waduk, situ, dan kali, ada banyak pompa yang rusak.

Salah satu daerah yang jadi langganan banjir rob adalah Muara Baru. Tak sedikit bangunan di sana merupakan bangunan liar, ilegal, dan semi permanen. Pemprov DKI Jakarta akan membongkar bangunan tersebut dan memindahkan warga ke rusunawa. Bila tidak dibongkar, air laut akan merobohkan bangunan dan berbahaya bagi keselamatan jiwa.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pun menginginkan permasalahan rob di Jakarta Utara cepat selesai. Ia juga mengandalkan reklamasi pulau sebagai antisipasi.

PT Jakarta Propertindo (Jakpro) telah ditunjuk memimpin proyek reklamasi 17 pulau di utara Jakarta. Konsep pembangunan reklamasi rencananya akan dituangkan dalam bentuk peraturan gubernur (pergub) atau peraturan daerah (perda) untuk dijadikan payung hukum.

Salah satu konsep reklamasi, dengan membangun jalan penghubung, kereta penghubung, dan transportasi massal yang dapat menjangkau antar pulau.

Dalam pergub atau perda tersebut, nantinya akan ditetapkan pengelola setiap pulau dan satu koordinator yang mengatur reklamasi. Hasil reklamasi pulau seluas 1.300 hektare itu akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Proyek ini dibangun berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) dan berbeda dengan proyek Giant Sea Wall (GSW).

"Jangan seenaknya sendiri elo bikin pulau dan aman-aman saja, sementara kita di sini (luar pulau) kena rob. Nah, sekarang tinggal bagaimana kamu (pemilik pulau) bisa beresin," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com