Pristono mengaku mengetahui seputar adanya pemberitaan dari sebuah majalah nasional yang menyebutkan bahwa Bimo pernah pergi bersama-sama dengan Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Bus dari Dishub DKI, Drajat Adhyaksa, ke pabrik bus Ankai di Tiongkok.
"Sebaiknya dibuktikan saja, daripada berpolemik. Kalau mereka memang terbukti pergi bersama, kolusinya kan ada di situ. Nah, itu yang dibuktikan saja, benar apa tidak. Periksa paspornya, periksa visanya, ada fotonya apa tidak. Kalau memang tidak benar, katakanlah bahwa itu tidak benar. Supaya tidak ada fitnah di antara orang kita," kata Pristono di kantor Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), Balaikota Jakarta, Selasa (13/5/2014).
Meski demikian, Pristono mengakui bahwa Bimo memang mempunyai hubungan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, bukan dalam hal proyek pengadaan bus, melainkan dalam penertiban pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang.
"Sepengetahuan saya, Pak Bimo melakukan hubungan dengan kami saat (penertiban) di Tanah Abang. Jadi Pak Bimo mendatangkan pembeli-pembeli pada saat Tanah Abang ditinggalkan pedagangnya. Pembeli didatangkan supaya merangsang agar pedagang tidak kembali ke depan (jalan)," jelas pria yang saat ini menjadi anggota TGUPP itu.
Seperti yang diberitakan, Bimo adalah pengusaha asal Surakarta yang disebut-sebut mempunyai kedekatan dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Sedangkan Drajat adalah satu dari empat pejabat yang telah ditetapkan pihak Kejaksaan Agung sebagai tersangka.
Selain Pristono dan Drajat, dua pejabat lainnya adalah Setyo Tuhu selaku Ketua Panitia Pengadaan Barang/Jasa serta Prawoto selaku Direktur Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.