Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Kerap Macet di Kelapa Gading karena Penghuni Rusunami Gading Nias Parkir Liar

Kompas.com - 05/09/2014, 22:43 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Semakin larut malam, kendaraan-kendaraan pribadi mulai menepi di pinggiran jalan sekitar rusunami Gading Nias, di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sejumlah kendaraan ini dimiliki oleh para penghuni rusunami tersebut.

Di atas pukul 19.00, fenomena penghuni rusunami yang parkir di tepian jalan mulai terlihat. Hal ini dapat diamati di sisi-sisi sepanjang Jalan Kelapa Nias Raya atau Jalan Pegangsaan Dua, tak jauh dari Rusunami Gading Nias.

Pemilik mobil turun, berjalan masuk ke rusunami, menitipkan kendaraannya pada jasa juru parkir. Berbagai jenis mobil tersebut berjejer di tepian jalan. Mobil ini tidak diparkir di area Rusunami Gading Nias karena disinyalir dimiliki penghuni yang memiliki kendaraan lebih dari satu.

Maklum, pengelola menerapkan kebijakan kepemilikan satu kendaraan bagi satu penghuni. Dampaknya, arus lalu lintas dari arah Kelapa Gading yang melintasi jalur depan rusunami ini cukup tersendat. Apalagi jalan ini terbilang ramai, mulai dari kendaraan kecil seperti sepeda motor sampai dengan kendaraan yang paling besar, yakni truk trailer.

Kemacetan biasa terjadi pada jam sibuk lalu lintas. Angkutan umum juga menyumbang macet karena mengetem di depan pintu masuk rusunami. Hal ini, menurut salah seorang warga setempat, lumrah terjadi. Akibatnya, lalu lintas pada jam pulang atau jam berangkat kerja pagi hari dilanda macet.

"Jam-jam 7 malam itu sudah mulai ramai. Jalan dari arah Kelapa Gading sampai ke arah Pegangsaan itu macet total. Kendaraan dari Gading Nias itu yang bikin macet," ujar seorang pria yang berprofesi sebagai tukang ojek di sekitar lokasi, Jumat (5/9/2014).

Jejeran kendaraan ini, lanjut pria tersebut, mempersempit ruang gerak kendaraan. Khususnya sebelum tikungan Jalan Kelapa Nias Raya arah Pegangsaan Dua. Sepeda motor yang biasa melaju di kiri kala macet, lanjutnya, ikut menumpuk di tengah lajur.

"Motor kan jadinya enggak bisa jalan dari kiri," ujar dia. Belum lagi, sambungnya, bubaran pelajar sebuah sekolah yang berdekatan dengan Rusunami Gading Nias. Penghuni Gading Nias, Ad (34), mengatakan, mobil yang parkir di luar itu biasanya karena pemilik rusunami yang tak kebagian lahan parkir. Sebab, lanjutnya, di atas pukul 18.00, parkir di apartemen itu sudah penuh.

"Kalau parkir di luar itu karena enggak muat. Asal jangan pulang lebih dari jam 6 malam, itu sudah enggak dapat parkir," kata Ad.

Ia mengatakan, pengelola memang menerapkan kebijakan satu kendaraan untuk satu penghuni. Namun, dengan kebijakan tersebut, kata Ad, tetap tidak akan menampung kendaraan para penghuni.

"Mereka enggak prepare untuk parkiran sebanyak ini," ujar penghuni Tower Bougenville ini. Ad mengaku, ia pun terkadang mencari lapak parkir bagi mobilnya di Apartemen Grand Emerald yang berada bersampingan dengan Rusunami Gading Nias. Hal ini dilakukan apabila dirinya tak mendapat tempat parkir karena penuh.

Sering ditertibkan

Dikonfirmasi mengenai hal ini, Chief Customer Service Gading Nias, Heri Setiawan, tidak memungkiri ada penghuni rusunami itu yang parkir sembarangan. Namun, Heri menampik jika seluruh mobil yang parkir sembarang itu semuanya milik penghuni. Menurut dia, ada warga sekitar yang juga parkir di sepanjang jalan tersebut.

"Apabila ada yang parkir keluar, itu di luar kewenangan kami. Yang punya mobil parkir di luar itu yang lebih dari satu," ujar Heri.

Upaya penertiban, kata dia, dilakukan melalui kerja sama dengan instansi pemerintahan untuk mengatasi parkir liar. Salah satunya, dengan mencabut pentil. Namun, tetap saja ada penghuni yang masih memarkirkan kendaraan di luar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com