Pasien Klinik Metropole Mulai Cari "Second Opinion"

Wanita yang meminta namanya tidak disebutkan itu mengaku sudah lima kali berobat di klinik tersebut. Dia meragukan hasil diagnosis dari klinik itu setelah membaca testimoni buruk di media sosial Facebook.

"Saya dapat info dari agen saya, katanya di sini itu penipuan. Saya cek googling ternyata benar. Sudah banyak," katanya kepada Kompas.com, Rabu (17/9/2014).

Wanita berkulit putih tersebut mengaku baru menjadi pasien selama sebulan ini. Dia memeriksakan erosi serviks.

Karena kabar malapraktik yang beredar di Facebook, dia hendak membandingkan hasil diagnosis dengan rumah sakit lain. "Hasilnya sama atau enggak," ucapnya.

Dia mengaku telah menghabiskan Rp 10 juta untuk lima kali periksa. Jika benar terjadi penipuan, dia hendak melaporkan pihak klinik ke polisi.

Merebaknya isu dugaan malapraktik ini muncul dalam forum Kaskus dengan judul, "Hati-hati terhadap METROPOLE HOSPITAL/KLINIK JAKARTA". Dugaan malapraktik itu di-posting pemilik akun Singlebreath. Postingan itu bertanggal 20 Juli 2014. Ia menceritakan pengalamannya berobat di klinik tersebut. Ia merasa ganjil dengan biaya dan prosedur pengobatan. Terlebih lagi, ia mengaku, setelah mengecek di rumah sakit lain, penyakit yang didiagnosis Klinik Metropole ternyata tidak benar.

Setelah dicek di internet, Singlebreath mengaku mendapati komentar negatif tentang klinik itu. Dalam tulisannya, ia menyarankan agar tidak ada lagi yang "terjebak" di klinik itu.

Hingga berita ini diberitakan, belum ada konfirmasi dari pemilik klinik tersebut.