Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghuni Rusun Tipar Cakung Sebut Oknum Dinas Perumahan "Bermain"

Kompas.com - 10/10/2014, 16:00 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tak hanya soal penghuni Rusun Tipar Cakung yang menunggak iuran, masalah jual beli rusun juga marak dilakukan di rumah susun yang berada di wilayah Jakarta Timur ini.

Bahkan, disinyalir, praktik jual beli ini dilakukan makelar yang memborong sampai puluhan unit untuk menjual kembali unit-unit tersebut. Salah satu penghuni rusun di Blok Meranti, Tipar Cakung, berinisial Si (55), mengatakan, makelar ini ada yang menguasai empat sampai sepuluh unit hunian di rusun.

Menurut dia, tiap unit dijual para makelar dengan harga sampai puluhan juta rupiah. "Di sini makelar paling banyak. Ada hampir setiap blok-nya. Ada yang dijual Rp 35 juta sampai Rp 50 juta," kata Si, kepada Kompas.com, Jumat (10/10/2014).

Si mengatakan, salah satunya adalah penghuni di Blok 1, berinisial Ri, yang membeli dari makelar dengan membayar Rp 47 juta. Wanita yang telah tinggal selama tujuh tahun di rusun itu mengatakan, keberadaan makelar ini tak lepas dari "permainan" oknum petugas di kantor Dinas Perumahan di Tanah Abang.

"Jadi, ada orang dinas yang 'main'. Sampai sekarang masih ada, tapi terselubung," ujar warga relokasi dari Pulomas ini. Hal senada diungkapkan Ir (31), warga rusun di blok yang sama. Ir berstatus sebagai pengontrak di rusun tersebut. Dia mengontrak rusun dari pemilik sebelumnya.

Keberadaan Ir diketahui oleh pengelola. Dalam satu kesempatan, pengelola melakukan pemeriksaan penghuni. Meski mendapati dia pengontrak, pengelola tetap meminta Ir membayar tunggakan penghuni sebelumnya.

Padahal, dalam aturan, rusun tak boleh berpindah tangan. Ir mendatangi kantor Dinas Perumahan untuk membayar tunggakan penghuni sebelumnya selama dua tahun. "Di dinas maunya bayar semua. Berarti orang yang mau beli dari luar bayar tunai, diterima dong," ujarnya.

Ia mau membayar lunas karena diberi tahu dapat mengurus balik nama rusun. Syarat dan surat-surat pun akhirnya dilengkapi oleh Ir. "Surat sudah lengkap semua. Sudah ada surat PM1. Saya di Jakarta tidak punya rumah. Tetapi, saya sudah dua kali dan suami dua kali datang, enggak mau," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com