Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Pak Sekda Dulu Paling Sering "Black Campaign" Jokowi-Ahok

Kompas.com - 11/12/2014, 11:09 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki mengaku memiliki daftar pejabat maupun PNS DKI mana saja yang dahulu pernah melakukan black campaign (kampanye negatif) terhadap dirinya dengan Joko Widodo saat Pilkada DKI 2012 lalu. Kendati demikian, dia mengaku bukan tipe pendendam.

Atas sikapnya ini, banyak pendukungnya terdahulu dalam Pilkada yang kecewa mengapa Basuki memperlakukan sama para PNS DKI yang dulu mendukung Jokowi-Basuki maupun pendukung pasangan calon Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.

"Saya punya list-nya lengkap PNS atau pejabat mana saja yang rasis atau kampanye negatif. Termasuk Pak Sekda (Saefullah) itu termasuk yang paling tidak dukung kami, kampanye negatif dan sangat mendukung Pak Fauzi Bowo. Tapi saya enggak mau pusing, karena tidak ada orang yang sempurna," kata Basuki yang diiringi gelak tawa para PNS DKI di dalam Talkshow Strategi Tata Kelola Anggaran Efektif, di Balaikota, Kamis (11/12/2014).

Pada acara itu, Saefullah tidak terlihat hadir. Beberapa pejabat DKI yang terlihat hadir seperti Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emmawati, Kepala Dinas Tata Ruang Gamal Sinurat, dan Asisten Sekda bidang Pemerintahan DKI Mara Oloan Siregar terlihat tertawa mendengar celetukan Basuki tersebut.

Tidak dibedakan

Kendati demikian, Basuki mengaku tidak memperlakukan hal berbeda kepada para pejabat yang pernah melakukan kampanye negatif saat Pilkada. Hal ini terlihat dengan diangkatnya jabatan Saefullah dari Wali Kota Jakarta Pusat menjadi Sekda DKI atau PNS nomor satu di Pemprov DKI.

Keputusan Basuki memilih Saefullah sebagai Sekda DKI pun pernah dipermasalahkan oleh Jokowi saat menjadi Gubernur DKI. Kala itu, Jokowi bertanya kepada Basuki, apakah dia tidak takut dengan Saefullah yang merupakan seorang Betawi dan Muslim kental dan memiliki banyak massa.

"Pak Jokowi bilang, kalau nanti saya ribut dengan Pak Saefullah apa enggak repot karena saya di Jakarta minoritas. Saya bilang, saya tidak mau pikirin hal itu, karena Pak Saefullah itu pejabat yang terbaik untuk jadi Sekda, hasil tes dia paling bagus di antara (pejabat) yang lain," kata Basuki.

Melupakan 

Lebih lanjut, Basuki mengaku sudah melupakan "dosa-dosa" lama para pejabat DKI. Ia lebih memilih untuk bekerja bersama dan mewujudkan Jakarta Baru.

Pada kesempatan itu, Basuki juga menegaskan tidak menggunakan unsur suku, agama, ras, dan golongan dalam memilih pejabat.

"Kan kalau seleksi ada yang bilang, masak sih di sebuah SKPD isinya orang Jawa atau Batak semua, harus ada orang Betawi-nya satu nih. Saya enggak ada urusan itu, orang dari suku dan agama apa pun selama hasil tesnya baik dan kinerjanya baik, dialah yang berhak menduduki posisi tertentu. Tiga sampai bulan kinerjanya tidak baik, tinggal dipecat, ini namanya prinsip," tegas Basuki.

Dalam kesempatan terpisah, menanggapi pernyataan Basuki, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah langsung menepuk jidatnya. Saefullah juga tertawa mendengar pertanyaan wartawan padanya. Baca: Disebut Ahok Pernah Kampanye Negatif, Sekda Tepuk Jidat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluhkan Dampak Banjir, Warga Kebon Pala: Rumah Rusak dan Timbul Penyakit

Keluhkan Dampak Banjir, Warga Kebon Pala: Rumah Rusak dan Timbul Penyakit

Megapolitan
Tips Memilih Sapi Kurban yang Berkualitas, Bisa Lihat dari Mulut dan Kakinya

Tips Memilih Sapi Kurban yang Berkualitas, Bisa Lihat dari Mulut dan Kakinya

Megapolitan
Bisnis Hewan Kurban, Wakil Wali Kota Jakut Beri Sapinya Ampas Tahu agar Gemuk dan Berkualitas

Bisnis Hewan Kurban, Wakil Wali Kota Jakut Beri Sapinya Ampas Tahu agar Gemuk dan Berkualitas

Megapolitan
Ketika Warga Kebon Pala Jatinegara Harus Hidup Berdamai dengan Luapan Kali Ciliwung

Ketika Warga Kebon Pala Jatinegara Harus Hidup Berdamai dengan Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
Kisah Endang, Jemaah Haji yang Ditinggal Wafat Istri di Bandara Jeddah

Kisah Endang, Jemaah Haji yang Ditinggal Wafat Istri di Bandara Jeddah

Megapolitan
Banjir di Kebon Pala Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa-sisa Lumpur

Banjir di Kebon Pala Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa-sisa Lumpur

Megapolitan
Wakil Wali Kota Jakut Juaini Yusuf Cari Peruntungan Dagang Hewan Kurban

Wakil Wali Kota Jakut Juaini Yusuf Cari Peruntungan Dagang Hewan Kurban

Megapolitan
Dukung JakPro Beri Pekerjaan Penghuni Kampung Susun Bayam, Anggota DPRD DKI: Warga Perlu Penghasilan

Dukung JakPro Beri Pekerjaan Penghuni Kampung Susun Bayam, Anggota DPRD DKI: Warga Perlu Penghasilan

Megapolitan
JakPro Berjanji Akan Berikan Pekerjaan untuk Warga Kampung Susun Bayam

JakPro Berjanji Akan Berikan Pekerjaan untuk Warga Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Sejumlah Sopir Angkot Tanjung Priok Ingin Segera Gabung Jaklingko, Sudinhub Jakut: Belum Ada Kepastian

Sejumlah Sopir Angkot Tanjung Priok Ingin Segera Gabung Jaklingko, Sudinhub Jakut: Belum Ada Kepastian

Megapolitan
Terbentur Anggaran, Angkot Reguler di Jakut Belum Bisa Gabung JakLingko

Terbentur Anggaran, Angkot Reguler di Jakut Belum Bisa Gabung JakLingko

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi 'Deka Reset' Ditangkap

1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi "Deka Reset" Ditangkap

Megapolitan
'Mayor' Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

"Mayor" Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com