Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Angkot "Ngetem", Penumpang yang Naik di Sembarang Tempat Akan Diusir

Kompas.com - 30/01/2015, 18:45 WIB
Nur Azizah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tindakan pengemudi angkutan umum yang sering mengetem sembarangan di areal Stasiun Jakarta Kota membuat jalan menuju stasiun menjadi macet. Bunyi klakson dari berbagai kendaraan pribadi terdengar saling bersahutan.

Tak jarang pengendara dari kendaraan lain melontarkan kalimat makian ke sopir tersebut. Meski begitu, pengemudi angkutan umum masih tetap memberhentikan kendaraannya sesuka hati.

Salah satu pengemudi mikrolet M-12 Pasar Senen-Kota Tua, Rohim, mengatakan, ketiadaan tempat pemberhentian angkutan umum membuat dia dan pengemudi angkutan umum lainnya berhenti di lokasi yang dilarang. [Baca: Ini Sebab Sopir Angkot Tetap Nekat "Ngetem" Sembarangan]

Sebenarnya, ia paham betul kalau tindakannya yang tidak sesuai aturan itu telah melanggar tentang aturan parkir dan ketertiban umum. Tak tanggung-tanggung, dia juga bisa dikenai sanksi denda sebesar Rp 500.000 atau penderekan kendaraan.

"Tahu sih tentang aturan itu, tetapi mau bagaimana lagi? Di depan stasiun ya tempat yang paling ramai. Banyak penumpang," ujar Rohim saat ditemui di depan Stasiun Jakarta Kota, Jumat (30/1/2015).

Ia menilai, peraturan perihal ketentuan pemberhentian dan parkir tidak adil bagi sopir angkutan umum. Sebab, dinas terkait tidak dapat menyediakan fasilitas tempat parkir dan halte.

Begitu pula yang dikatakan Suyatno, sopir angkutan umum jurusan Tanah Abang-Kota. Tidak adanya tempat pemberhentian dan parkir khusus membuat ia dan sopir lainnya berhenti sesuka hati. "Seharusnya, sebelum buat peraturan pikirkan juga solusinya untuk kami-kami ini," ujar Suyatno.

Terkait masalah ini, staf penertiban Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat Danu Irawan mengatakan, kemungkinan pengadaan halte di kawasan Stasiun Jakarta Kota sangat kecil sebab minimnya ketersediaan lahan di areal tersebut.

Namun, ia tak kehabisan akal untuk menertibkan angkutan umum yang kerap menimbulkan kemacetan itu. Danu menyampaikan, saat ini yang ditertibkan bukan lagi sopir angkutan umum, melainkan penumpang angkutan umum.

"Penumpang yang naik angkutan dari sembarang tempat akan kita usir. Kan penumpang itu yang memancing si sopir jadi berhenti sembarangan," ucap Danu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com