Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Beri Kami Waktu sampai Akhir 2016

Kompas.com - 05/02/2015, 12:22 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Survei yang menempatkan Jakarta sebagai kota terburuk dalam kemacetan lalu lintas di dunia menjadi pukulan telak bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga tidak membantah hal tersebut. "Memang paling macet kalau soal survei Jakarta macet," kata Basuki di Balai Kota, Kamis (5/2/2015).

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengakui, langkah-langkah yang telah dilakukan Pemprov DKI untuk mengatasi kemacetan belum berhasil, termasuk program bus transjakarta.

Menurut Basuki, selama 10 tahun pengoperasiannya, bus transjakarta gagal. Kegagalan itu bisa dilihat dari berbagai aspek, seperti perawatan infrastruktur halte dan bus yang tidak memadai, belum maksimalnya e-ticketing, dan masalah pembelian bus dan belum sterilnya busway.

Program lain yang belum berjalan adalah sistem jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP). Selama ini, DKI baru menempatkan gerbang ERP di Jalan Jenderal Sudirman dan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Sedangkan pelaksanaannya sampai saat ini belum terlaksana.

Padahal, program tersebut bertujuan untuk menekan angka mobil-mobil pribadi yang turun ke jalan sehingga harus segera dilaksanakan. [Baca: Jakarta Kota Termacet, Ini Komentar Dirlantas Polda Metro]

Masalah yang tidak kalah pentingnya adalah soal angkutan umum. Banyaknya angkutan umum yang ngetem di jalan jadi salah satu penyebab kemacetan di jalan. Pemprov DKI pun belum berhasil mengatur operasional angkutan umum jadi lebih tertib. Hal tersebut semakin diperparah dengan adanya pedagang kaki lima (PKL) yang sering memenuhi sebagian ruas jalan.

Basuki mengatakan, penyelesaian permasalahan yang kompleks itu membutuhkan waktu. Untuk penanganan bus transjakarta, kata dia, sudah dibentuk sebagai perseroan terbatas (PT) dan baru bisa efektif bekerja sekarang.

Basuki memberikan kesempatan kepada PT Transjakarta selama sebulan untuk memperbaiki terminal-terminal bus transjakarta menjadi lebih baik. "Tinggal lihat saja sekarang, satu bulan terminal-terminal bus transjakarta lebih bagus enggak. Halte Kampung Melayu sekarang lebih bagus enggak," tanya Basuki.

Mantan Bupati Belitung Timur itu juga berjanji akan mendorong pembelian bus tahun ini. Pembelian bus itu dilakukan melalui e-catalog dan diperkirakan bisa tiba akhir tahun ini.

Selain itu, sistem parkir berbayar juga akan diperbanyak di kawasan-kawasan padat, serta parkir elektronik di seluruh Jakarta. Hal ini juga dalam rangka penggunaan uang elektronik.

Target semua program dan perencanaan yang telah disebutkan dan program-program lainnya adalah sampai akhir tahun 2016. Target itu mengingat pelaksanaan Asian Games 2018 sehingga semua pembangunan dikebut.

Adapun pada tahun 2017, semua fasilitas dan masalah kemacetan sudah harus selesai. "Target kita 2016 akhir sudah selesai. Beri kami waktu, kita akan maksimalkan semuanya," tutup Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com