Koordinator aksi, Sirojudin mengatakan aksi pada Rabu mendatang akan diikuti oleh ribuan mahasiswa yang datang dari berbagai universitas di Ibu Kota.
"Minggu (22/3/2015) ini kami beraksi mengumpulkan tandatangan di Car Free Day (CFD), kemarin dua kali kami sudah aksi unjuk rasa di Balai Kota, Selasa (24/3/2015) besok kami konferensi pers bersama BEM (badan eksekutif mahasiswa) kampus dan Rabu, kami aksi besar-besaran di Balai Kota sambil membawa spanduk yang dipenuhi tandatangan penolakan warga ini," kata Sirojudin kepada Kompas.com, di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu.
Sirojudin yang masih duduk di bangku kuliah semester delapan Fakultas Hukum di Universitas Yarsi Jakarta ini mengklaim aksinya untuk menyadarkan Basuki untuk lebih sopan dalam bertutur kata.
Aksi ini, lanjut dia, membuktikan klaim Basuki didukung banyak warga Jakarta merupakan sebuah kesalahan. Sebab, kata dia, aksi gerakannya mengumpulkan tandatangan sudah menarik perhatian warga yang berolahraga di CFD.
Buktinya, banyak warga yang tandatangan serta menuliskan kalimat penolakan kepemimpinan Basuki di spanduk panjang berukuran lima meter itu. Sirojudin melihat Basuki sebagai pemimpin yang arogan dan tidak mementingkan komunikasi dengan DPRD.
"Arogansinya tinggi, dia juga terindikasi KKN dengan melibatkan anggota keluarganya di program-program DKI, seperti Kota Tua. Bahkan Ahok (Basuki) melanggar aturan dengan menyerahkan berkas APBD yang bukan hasil pembahasan dengan DPRD ke Kemendagri, dia mementingkan kepentingan politik pribadi dan menjaga gengsi dengan DPRD," kata Sirojudin dengan nada suara tinggi.
Ia pun menjelaskan, sesuai aturan, seharusnya dokumen APBD yang diserahkan ke Kemendagri adalah dokumen pembahasan Pemprov DKI dengan DPRD DKI.
Sementara nyatanya, dokumen RAPBD yang diserahkan DPRD kepada DKI hanya ada kolom belanjanya saja, tidak ada kolom pendapatan dan pembiayaan.
Basuki pun menemukan banyaknya usulan "titipan" berupa pokok pikiran senilai Rp 12,1 triliun di RAPBD. "Memang 90 persen anggota DPRD juga bisa dibilang 'kotor', tetapi ya Ahok juga harus menjaga etika. Jangan menjual nama rakyat," kata Sirojudin.
Dalam aksinya ini, puluhan massa terlihat membagi-bagikan bunga mawar, stiker bertuliskan "Save Jakarta", hiburan ondel-ondel dan tanjidor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.