Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aliansi Mahasiswa Klaim Bakal Gelar Aksi Besar-besaran Tolak Ahok

Kompas.com - 22/03/2015, 15:03 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Rakyat Jakarta mengklaim bakal melakukan aksi besar-besaran menolak kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di Balai Kota, Rabu (25/3/2015) mendatang.

Koordinator aksi, Sirojudin mengatakan aksi pada Rabu mendatang akan diikuti oleh ribuan mahasiswa yang datang dari berbagai universitas di Ibu Kota. 

"Minggu (22/3/2015) ini kami beraksi mengumpulkan tandatangan di Car Free Day (CFD), kemarin dua kali kami sudah aksi unjuk rasa di Balai Kota, Selasa (24/3/2015) besok kami konferensi pers bersama BEM (badan eksekutif mahasiswa) kampus dan Rabu, kami aksi besar-besaran di Balai Kota sambil membawa spanduk yang dipenuhi tandatangan penolakan warga ini," kata Sirojudin kepada Kompas.com, di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu. 

Sirojudin yang masih duduk di bangku kuliah semester delapan Fakultas Hukum di Universitas Yarsi Jakarta ini mengklaim aksinya untuk menyadarkan Basuki untuk lebih sopan dalam bertutur kata.

Aksi ini, lanjut dia, membuktikan klaim Basuki didukung banyak warga Jakarta merupakan sebuah kesalahan. Sebab, kata dia, aksi gerakannya mengumpulkan tandatangan sudah menarik perhatian warga yang berolahraga di CFD.

Buktinya, banyak warga yang tandatangan serta menuliskan kalimat penolakan kepemimpinan Basuki di spanduk panjang berukuran lima meter itu. Sirojudin melihat Basuki sebagai pemimpin yang arogan dan tidak mementingkan komunikasi dengan DPRD.

"Arogansinya tinggi, dia juga terindikasi KKN dengan melibatkan anggota keluarganya di program-program DKI, seperti Kota Tua. Bahkan Ahok (Basuki) melanggar aturan dengan menyerahkan berkas APBD yang bukan hasil pembahasan dengan DPRD ke Kemendagri, dia mementingkan kepentingan politik pribadi dan menjaga gengsi dengan DPRD," kata Sirojudin dengan nada suara tinggi. 

Ia pun menjelaskan, sesuai aturan, seharusnya dokumen APBD yang diserahkan ke Kemendagri adalah dokumen pembahasan Pemprov DKI dengan DPRD DKI.

Sementara nyatanya, dokumen RAPBD yang diserahkan DPRD kepada DKI hanya ada kolom belanjanya saja, tidak ada kolom pendapatan dan pembiayaan.

Basuki pun menemukan banyaknya usulan "titipan" berupa pokok pikiran senilai Rp 12,1 triliun di RAPBD. "Memang 90 persen anggota DPRD juga bisa dibilang 'kotor', tetapi ya Ahok juga harus menjaga etika. Jangan menjual nama rakyat," kata Sirojudin.

Dalam aksinya ini, puluhan massa terlihat membagi-bagikan bunga mawar, stiker bertuliskan "Save Jakarta", hiburan ondel-ondel dan tanjidor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com