Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lho, Naik Jadi Rp 13.000? Biasanya Rp 8.500"

Kompas.com - 01/04/2015, 10:15 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Rabu ini merupakan hari pertama penerapan tarif kereta rel listrik (KRL) Commuter Line berdasarkan jarak per kilometer. Seorang penumpang yang berangkat dari Stasiun Depok kaget ketika dia harus membayar Rp 13.000 untuk menuju Stasiun Sudirman. Biasanya, dia hanya membayar Rp 8.500.

"Lho, naik jadi Rp 13.000? Biasanya Rp 8.500," tanya salah satu penumpang kepada petugas di bagian loket di Stasiun Depok, Rabu (1/4/2015).

Kepada penumpang, petugas loket kemudian menjelaskan bahwa tak ada kenaikan tarif pada rute tersebut karena yang terjadi justru penurunan sebesar Rp 500, dari sebelumnya Rp 3.500, saat tarif masih menggunakan sistem penghitungan berdasarkan jarak per stasiun.

Menurut petugas bernama Yuli itu, tingginya pembayaran yang harus dilakukan penumpang di loket karena adanya kenaikan biaya jaminan tiket harian berjaminan (THB), dari sebelumnya Rp 5.000 menjadi Rp 10.000.

"Nanti kan bisa dikembalikan di stasiun tujuan, Pak," ucap dia kepada penumpang.

"Oh, jaminannya yang naik ya," ujar penumpang yang diketahui bernama Suprapto itu sambil berlalu menuju arah masuk ke peron.

Penghitungan tarif KRL Commuter Line diubah, dari tarif berdasarkan stasiun yang dilewati, menjadi berdasarkan jarak yang ditempuh. Pada sistem yang baru, penumpang akan dikenakan biaya Rp 2.000 untuk 1-25 kilometer pertama. Untuk setiap 10 km berikutnya, penumpang akan dikenakan tarif Rp 1.000. Perubahan penghitungan tarif juga dibarengi dengan kenaikan biaya jaminan THB, yang semula Rp 5.000 menjadi Rp 10.000.

Perubahan penghitungan ini membuat beberapa tarif rute menunjukkan penurunan, sementara sebagian lagi tetap. Khusus untuk pemberangkatan dari Stasiun Depok, penurunan tarif antara lain berlaku pada rute tujuan Gondangdia, Sudirman, dan Tanah Abang. Bila sebelumnya penumpang harus membayar Rp 3.500 untuk sekali jalan, maka besaran tarif yang kini berlaku untuk rute-rute tersebut adalah Rp 3.000.

Hal yang sama juga berlaku untuk rute menuju Cawang dan Manggarai. Bila sebelumnya penumpang harus membayar Rp 3.000 untuk sekali jalan, maka besaran tarif yang kini berlaku untuk rute-rute tersebut hanya Rp 2.000. Adapun contoh rute yang tak terkena perubahan tarif adalah rute Bogor-Jakarta Kota yang tetap Rp 5.000, dan rute Tanah Abang-Sudimara yang tetap Rp 2.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com