Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Ini Hanya karena Ejekan "Ayam Sayur"...

Kompas.com - 22/06/2015, 08:46 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - DA (26), warga Margahayu, Bekasi, terancam menghabiskan lima tahun hidupnya di penjara. Dia membunuh Yosafat Lais (19), seorang pelajar, pada Minggu (21/6/2015) dini hari. Semuga gara-gara "ayam sayur".

"Jadi YL ditemukan dalam keadaan luka bacok dan langsung dibawa ke RS Mitra Bekasi Timur. Berawal dari tawuran warga Rawasemut dan warga Margahayu," ujar Kepala Kepolisian Sektor Bekasi Timur Komisaris Sagi MS kepada Kompas.com, Minggu.

Awalnya, sekumpulan anak-anak muda dari kampung Rawasemut terlibat saling ejek dengan anak muda di perumahan Margahayu.

"'Ayam sayur lo semua,' kata anak Rawasemut kepada anak Margahayu," cerita Sagi.

Aksi ledek tersebut terjadi pada Jumat (19/6/2015). Ejekan tersebut pun mampu menyulut kemarahan anak-anak Margahayu yang merupakan kelompok DA.

Berawal dari itu, tawuran antar warga pun tidak bisa dihindarkan. Tawuran tersebut sempat dibubarkan warga sekitar. Tidak ada korban luka ataupun korban meninggal ketika itu.

Suasana kembali kondusif. Meski demikian, dendam antar keduanya belum berakhir. Tawuran berlanjut pada Sabtu (20/6/2015) tengah malam. Tepatnya terjadi di depan SPBU Jalan Chairil Anwar, Margahayu.

Tawuran kedua ini lebih besar dari sebelumnya. Masing-masing kelompok warga membawa 15 sampai 20 anggota. Aksi lempar batu tidak terhindarkan. Beberapa anak muda yang tawuran pun mendapat luka memar di bagian mata.

"Aparat datang untuk membubarkan tawuran itu dan tawuran pun sebenarnya telah kami bubarkan," ujar Sagi.

Ketika itu rombongan pun langsung berhamburan untuk melarikan diri. Beberapa dari mereka berlari masuk ke perkampungan dan ada pula yang berlari ke gang.

Tawuran belum selesai

Ketika tawuran dianggap sudah selesai, anak-anak Rawasemut yang merupakan kelompok Yosafat justru mengejar satu orang anak Margahayu yaitu DA. DA pun lari dan bersembunyi. Setelah itu, Yosafat dan teman-temannya pun berjalan terpisah untuk pulang ke rumah masing-masing.

Melihat kelompok musuh sedang lengah, DA mengambil kesempatan ini. Kebetulan saja, ketika itu DA melihat Yosafat yang berjalan paling dekat dengannya tanpa didampingi teman. Dia pun membawa senjata bernama corbek (parang sepanjang satu meter).

Tanpa berpikir panjang, DA menusuk punggung Yosafat. Tusukannya sampai menembus hingga dada depan.

DA kabur sementara Yosafat terjatuh dan langsung dibawa teman-temannya ke rumah sakit. Nahas, nyawa Yosafat tidak terselamatkan dan meninggal di rumah sakit.

Pembacok ditangkap

Setelah membacok, DA pulang ke rumah. Dia tidur di kamarnya seperti tanpa masalah. Polisi pun menangkap DA yang sedang tidur di kamarnya. Dia langsung dibawa ke kantor polisi.

"Dia diancam Pasal 338 tentang pembunuhan, hukumannya bisa di atas 5 atau 7 tahun penjara," ujar Sagi.

Kini, jasad Yosafat sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk diotopsi. Polisi juga sudah membawa barang bukti berupa senjata corbek serta baju-baju Yosafat yang berlumuran darah. Semua ini, hanya karena ejekan "ayam sayur"...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com