Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jual Sepatu Murah, Bukan Murahan

Kompas.com - 23/07/2015, 14:30 WIB

KOMPAS.com - Bagi kolektor sepatu, ada kebanggaan tersendiri saat mempunyai barang yang disukai. Apalagi, kalau sepatu incaran berkualitas baik dan didapatkan dengan harga "miring". Mau punya alas kaki baru? Ayo "blusukan" ke Pasar Taman Puring di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Pasar Taman Puring terletak di antara Jalan Gandaria 1, Jalan Gandaria 3, dan Jalan Kyai Maja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Letaknya tepat di sebelah Taman Puring yang sejuk dengan pohon-pohon rimbun.

Sejak tahun 1970-an, Pasar Taman Puring terkenal sebagai pusat sepatu dan sandal murah. Di pasar ini, pedagang juga menjual komoditas pakaian, tas, jam tangan, dan aneka aksesori lain.

Enzen, Pengelola Pasar Taman Puring, menjelaskan, pedagang di sana awalnya adalah PKL. Mereka berjualan di taman seluas 5.400 meter persegi. Pada tahun 1983, berdasarkan kebijakan Gubernur DKI Jakarta, sekitar 2.000 meter persegi lokasi Taman Puring dipakai untuk menampung pedagang barang bekas.

Pada 2002, kobaran api menghancurkan bangunan Pasar Taman Puring. Kebakaran memaksa Pemprov DKI Jakarta membangun kembali pasar dengan konsep yang lebih modern. "Kalau dulu kumuh dan kotor, sekarang pedagang bisa berjualan di tempat yang nyaman," kata Enzen, Selasa (14/7).

Saat menyusuri lorong-lorong sempit di pasar, pengunjung dimanjakan beragam pilihan warna, model, dan merek sepatu dan sandal. Kebanyakan adalah sepatu olahraga dengan warna-warna terang benderang. Merek sepatu olahraga terkenal pun tertera jelas di setiap pasang sepatu di kios-kios berukuran 1 x 1,5 meter.

Warna sepatu yang ngejreng menghapus kesan suram suasana pasar. Selain sepatu olahraga, ada pula sepatu untuk kegiatan luar ruang (outdoor) dan sepatu bot berbahan kulit.

Soal mutu, kalau kata anak muda zaman sekarang, sebelas-dua belas dengan sepatu dan sandal yang dijual di pusat perbelanjaan modern. Bedanya, kalau berbelanja di mal harga sepatu yang selangit itu tak bisa ditawar. Sementara kalau berbelanja di Pasar Tampur alias Pasar Taman Puring, ada proses tawar-menawar sehingga rupiah yang dikeluarkan bisa sesuai isi kantong pembeli. Tak perlu segan bertanya, pedagang akan menjelaskan kondisi dan kualitas sepatu.

Murah meriah

Mengapa harga sepatu dan sandal di Pasar Taman Puring bisa murmer alias murah meriah?

Enzen menjelaskan, sebagian sepatu dan sandal yang dijual di Pasar Taman Puring adalah barang reject. Sepatu dan sandal reject termasuk barang ori (original/asli) yang dibuat produsen sepatu resmi. Namun, karena produksinya kurang sempurna, sepatu dan sandal itu tidak lulus quality control (pengecekan kualitas).

Oleh pedagang, barang reject dibawa ke tukang permak untuk diperbaiki. Sepatu dan sandal itu lalu dijual murah. Beda harga sepatu ori di mal dan di pasar Rp 300.000-Rp 500.000 per pasang. "Meski murah, sepatu yang dijual bukanlah sepatu murahan," kata Enzen.

Selain barang reject, ada juga barang yang diakui palsu tetapi tetap berkualitas, yang biasa disebut KW. Ada kategorisasi barang KW, makin menyerupai aslinya, harga makin mahal.

Tingkat kemiripan sepatu KW Super bisa mencapai 90-95 persen. Barang KW Super dibuat dengan kualitas bahan, pewarna, jahitan, dan detail rancangan yang tergolong bagus. Karena nyaris sama dengan sepatu asli, harganya lebih mahal dibandingkan barang KW 1 dan KW 2.

"Barang-barang KW Super biasanya buatan Tiongkok. Bentuknya sulit dibedakan karena nyaris sama dengan sepatu dan sandal ori. Setelah dipakai, baru ketahuan barang itu aspal," kata Enzen. Menurut dia, barang asli bisa tahan dipakai bertahun-tahun, sedangkan barang asli tapi palsu (aspal) mudah rusak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com