Hal itu diungkapkan Basuki di hadapan ratusan pegawai negeri sipil (PNS) DKI yang memadati Balai Agung, Balai Kota, saat peluncuran E-PUPNS. "Jumat ini saya mau pelantikan lagi," kata Basuki, Rabu (2/9/2015).
"Jumlah (pejabat yang dilantik) ada banyak. Ada yang satu dinas saja bisa puluhan. Cuci gudang kami. Bisa ratusan ratusan (pejabat yang diganti)," lanjut Ahok.
Lebih lanjut, menurut dia, cepatnya perombakan pejabat disebabkan masih banyak oknum PNS DKI yang kerap menyalahgunakan anggaran. Salah satu contohnya adalah oknum PNS yang memotong gaji pekerja harian lepas (PHL).
Kasus seperti itu terjadi di Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI, Dinas Tata Air, serta Dinas Kebersihan. Oknum PNS, lanjut dia, kerap menjual nama mandor untuk memotong gaji PHL.
"Kemarin juga sudah saya copot satu set direksi Bank DKI. Karena kasus kartu identitas di rumah susun, mereka tidak mau masukkan nama penghuni," kata Basuki.
Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Agus Suradika mengungkapkan akan ada ratusan pejabat eselon yang dilantik Jumat nanti. Dengan rincian pejabat eselon II, III, dan IV.
Hingga kini, lanjut dia, masih dilakukan proses Baperjab (badan pertimbangan jabatan). Jumlah pegawai yang akan dilantik baru dapat diketahui pada Jumat pagi.
Salah satu pejabat eselon II yang akan dilantik adalah pejabat pengganti Haris Pindratno. Sebelumnya Haris mengundurkan diri dari jabatan Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI.
"Ada dua pejabat eselon II lagi yang sedang dievaluasi. Saya masih belum bisa jelaskan hasilnya," kata Agus.
Adapun pejabat pengganti Haris bukan merupakan pejabat internal Dinas Perindustrian dan Energi. Sementara pejabat eselon III yang dilantik ada kepala suku dinas, kepala bidang, serta kepala UPT.
Meski demikian, Agus tidak menjelaskan nama-nama pejabat yang akan dilantik. "Perombakan ini dilakukan karena ada pejabat yang mundur. Kemudian kedua karena kinerjanya lambat," kata Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.