Salah satu contoh kebimbangannya ketika melihat ada pegawai potensial di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI.
"Pak Slamet (mantan Kepala Bidang Perencanaan dan Pendayagunaan Badan Kepegawaian DKI) ini bekerja baik di BKD. Dia pernah digosipin punya Jeep Rubicon, padahal tampangnya Pak Slamet ini bukan tampang bawa Rubicon tapi tampang ustaz. Model-model saya yang ini yang tampang bawa Jeep," kata Basuki berkelakar, ketika melantik 255 pejabat administrator dan pengawas di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, di Balai Kota, Jumat (11/9/2015).
Namun, Basuki enggan mempercayai gosip itu. Ia justru ingin mempromosikan Slamet. Setelah melalui seleksi jabatan, kata Basuki, Slamet lolos dan direncanakan menjadi Kepala BKD DKI. Namun, lanjut dia, jabatan Kepala BKD DKI belum bisa dilepas dari Agus Suradika.
Menurut dia, kinerja Agus sebagai Kepala BKD DKI masih baik. "Pak Agus ini masih oke, apa enggak mau mengundurkan diri saja untuk main band. Ha-ha-ha di satu sisi, saya takut lepasin Pak Agus. Nah ini yang saya inginkan, saya mulai susah merotasi orang," kata Basuki.
Meski demikian, Basuki tetap mempromosikan pegawai negeri sipil (PNS) DKI angkatan 2010-2011 yang berpotensial. Mereka didorong menjadi Kepala Seksi, kemudian Kepala Seksi didorong lagi ke jabatan di atasnya di kelurahan, sekretaris kelurahan dijadikan lurah atau jadi sekretaris kecamatan (Sekcam), dan seterusnya.
Sementara pejabat yang malas akan langsung dijadikan staf. Jika ada pejabat yang masih berani bermain dengan anggaran, Basuki menegaskan bakal langsung menindak ke aparat kepolisian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.