Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahalnya Biaya Konstituen yang Dikeluarkan Anggota DPRD DKI...

Kompas.com - 29/09/2015, 09:11 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta berkomentar tentang pendapatan yang mereka terima setiap bulan. Pendapatan mereka berkisar Rp 35 juta hingga Rp 40 juta belum dipotong pajak.

Anggota DPRD DKI Prabowo Soenirman mengaku gaji anggota Dewan sering kali tidak cukup. Sebab, selain harus membiayai kehidupan keluarga dan iuran partai, anggota DPRD juga harus membiayai konstituen di daerah pemilihannya.

"DPRD juga punya konstituen yang harus dibiayai," ujar Prabowo ketika dihubungi, Selasa (29/9/2015).

Selama ini masyarakat biasa meminta bantuan keuangan kepada anggota DPRD. Caranya adalah dengan memberikan proposal kepada anggota Dewan yang berisi penjelasan kegiatan dan jumlah dana yang diminta.

Prabowo mengaku menerima proposal dengan beragam tujuan. Misalnya, permintaan bantuan biaya pengobatan warga yang sakit dan sumbangan kematian. Selain itu, ada pula pengajuan proposal dari lembaga tertentu.

"Jumlah uang yang diminta bermacam-macam, tergantung kegiatannya apa. Tapi minimal banget itu Rp 500.000 untuk satu proposal, biasanya sih lebih," ujar Prabowo.

Dalam satu bulan, kata Prabowo, minimal ada lima proposal dari lembaga tertentu yang diajukan kepada Prabowo. Sementara proposal yang diajukan warga perorangan bisa lebih banyak lagi.

Hal senada diucapkan oleh Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik. Dia menceritakan beberapa kesulitan menjadi anggota Dewan selama ini berkaitan dengan keuangan.

Di mata masyarakat, kata Taufik, anggota Dewan dipandang memiliki banyak uang. Tidak jarang proposal permohonan bantuan dari masyarakat yang masuk ke anggota Dewan. [Baca: Taufik: Kuranglah Orang Gaji Pokok Cuma Rp 6 Juta]

"Dari 30 proposal, misal hanya 29 yang kita turuti. Satu proposal kelewatan nih, kita langsung di-SMS-in, 'Anggota Dewan medit (pelit)'. Proposal yang masuk banyak, ada yang anaknya sakitlah, mau masuk sekolahlah," ujar Taufik. [Baca: Taufik: Kalau Gaji Dewan Mau Naik, Gaji Ahok Juga Harus Naik]

Pada Idul Adha lalu, banyak permintaan sumbangan hewan kurban kepada Taufik. Hal-hal seperti itu, kata Taufik, tidak sepenuhnya bisa dipenuhi dari pendapatan selama menjadi anggota Dewan. Tidak jarang dia harus mengambil tabungan pribadi. [Baca: Ahok: Gaji Gubernur DKI Memang Kecil...]

Taufik mengatakan, sebenarnya anggota Dewan tidak mengeluh dan bukan tidak senang memberi bantuan kepada masyarakat. Itu sebabnya, mereka akan memberi dengan senang hati jika mereka memiliki uang yang diminta masyarakat.

Akan tetapi, jika tidak ditunjang dengan gaji yang memadai, kata Taufik, pemberian bantuan kepada masyarakat pun tidak bisa mereka lakukan secara maksimal. "Hanya sesuai kemampuan kita saja," ujar dia.

Ketika rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016 bersama Dinas Perumahan beberapa waktu lalu, seorang anggota DPRD DKI, Ramli, juga sempat mengeluhkan hal yang sama.

Dia meminta kepada Dinas Perumahan untuk melakukan perawatan terhadap rusun-rusun yang telah dibangun. Sebab, selama ini tidak jarang dia yang harus turun tangan memperbaiki fasilitas rusun demi konstituennya.

"Saya senang saja jika bisa bantu perbaiki, tapi karena sudah setiap tahun, kami anggota Dewan juga ada batas kemampuan. Jadi, saya kira untuk perawatan ini saya serahkan kembali ke Dinas Perumahan," ujar Ramli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Terbang dari Tanjung Lesung menuju Pondok Cabe

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Terbang dari Tanjung Lesung menuju Pondok Cabe

Megapolitan
Pesawat Jatuh di BSD Serpong, Petugas Gabungan Evakuasi Seorang Korban Tewas

Pesawat Jatuh di BSD Serpong, Petugas Gabungan Evakuasi Seorang Korban Tewas

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Serpong adalah Pesawat Latih

Pesawat yang Jatuh di BSD Serpong adalah Pesawat Latih

Megapolitan
UU DKJ Sah, Heru Budi Harap Bisa Tumbuhkan Ekonomi Jakarta Lewat Kegiatan Skala Internasional

UU DKJ Sah, Heru Budi Harap Bisa Tumbuhkan Ekonomi Jakarta Lewat Kegiatan Skala Internasional

Megapolitan
Pesawat Jatuh di BSD Serpong, Satu Orang Diduga Awak Pesawat Tergeletak

Pesawat Jatuh di BSD Serpong, Satu Orang Diduga Awak Pesawat Tergeletak

Megapolitan
Pesawat Latih Milik Indonesia Flying Club Jatuh di BSD Serpong

Pesawat Latih Milik Indonesia Flying Club Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Heru Budi: Siapa Pun Gubernur Selanjutnya, Jakarta Harus Unggul dari Kota-kota Lainnya di Dunia

Heru Budi: Siapa Pun Gubernur Selanjutnya, Jakarta Harus Unggul dari Kota-kota Lainnya di Dunia

Megapolitan
Heru Budi Ingin Jakarta Gelar Banyak Acara Menarik untuk Pikat Masyarakat Dunia

Heru Budi Ingin Jakarta Gelar Banyak Acara Menarik untuk Pikat Masyarakat Dunia

Megapolitan
PSI Klaim Terima Masukan Masyarakat untuk Usung Kaesang di Pilkada Bekasi

PSI Klaim Terima Masukan Masyarakat untuk Usung Kaesang di Pilkada Bekasi

Megapolitan
Salim Said Akan Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Siang Ini, Satu Liang Lahad dengan Ibunda

Salim Said Akan Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Siang Ini, Satu Liang Lahad dengan Ibunda

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi Bagi-bagi Sepeda ke Warga

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi Bagi-bagi Sepeda ke Warga

Megapolitan
Heru Budi Umumkan 'Jakarta International Marathon', Atlet Dunia Boleh Ikut

Heru Budi Umumkan "Jakarta International Marathon", Atlet Dunia Boleh Ikut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com