Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebalnya Kalijodo Sebelum Insiden Fortuner

Kompas.com - 17/02/2016, 07:08 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagaikan tempat yang tak tersentuh, begitulah kawasan Kalijodo sebelum menginjak tahun 2016.

Sebelumnya sudah ada keinginan menertibkan Kalijodo dari gubernur-gubernur DKI terdahulu. Namun, baru pada tahun ini, rencana penertiban Kalijodo mulai diseriusi.

Tak dapat dipungkiri, salah satu penyebab mulai muncul lagi wacana penertiban Kalijodo berawal dari kecelakaan Toyota Fortuner B 201 RFD yang dikendarai Riki Agung Prasetio (24).

Kalijodo menjadi perhatian karena pelaku penyebab kecelakaan yang menewaskan empat orang itu meminum banyak minuman beralkohol di salah satu kafe di Kalijodo.

Kira-kira sepekan yang lalu, pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tentang Kalijodo yang harus ditutup pun mulai ramai di media massa.

Dari beberapa pewarta yang meliput kawasan Kalijodo secara hati-hati pada awalnya, kini mulai terbiasa masuk ke lingkungan tersebut dan berkomunikasi langsung dengan warga di sana.

Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Masrokhan menilai, kondisi Kalijodo menjelang penertiban saat ini tidak seketat pada zaman dulu. Dalam rentang waktu setahun atau dua tahun ke belakang, Kalijodo masih "kebal" dari segala bentuk penertiban dan penegakan hukum.

"Sebenarnya, untuk kita yang melakukan razia PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial), lima wilayah di DKI sudah dipetakan titik-titik rawannya."

"Namun, di area Kalijodo itu, kan, kita enggak bisa masuk, Mas. Kalau masuk malam atau sore pun, sudah dilempari batu kalau kita masuk, begitu," kata Masrokhan kepada Kompas.com, Selasa (16/2/2016) malam.

Masrokhan menceritakan, sebelum menertibkan PMKS di Kalijodo, pihaknya yang dibantu jajaran Satpol PP memang terlebih dahulu menertibkan PMKS di sepanjang Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jakarta Barat.

Setelah dari sana, jika lurus ke arah Tambora, akan melewati daerah Kalijodo. Baru lewat saja di dekat sana, mobil Satpol PP langsung dilempari batu oleh orang yang diduga sebagai preman di Kalijodo.

Saat mereka bersama Dinas Sosial mau masuk ke dalam pun, tidak diperbolehkan. Orang-orang itu menjaga ketat agar tidak ada satupun aparat masuk ke sana.

"Kadang kita libatkan kepolisian dan TNI, Satpol PP, baru Dinas Sosial di belakang. Itu juga enggak bisa masuk," ujar Masrokhan.

Saat ini, situasinya jelas sangat berbeda. Pemerintah Kota Jakarta Utara dan Jakarta Barat telah membuka posko pendaftaran bagi warga di Kalijodo. Mereka akan didata lebih lanjut untuk kemudian dikategorikan antara warga Jakarta dengan warga luar Jakarta.

Sedangkan Dinas Sosial DKI Jakarta lebih fokus pada PSK (Pekerja Seks Komersial) yang ada di Kalijodo. Para PSK akan diberi pilihan, seperti pilihan melanjutkan hidup di Jakarta, mendapatkan pelatihan dan keterampilan, atau memilih untuk dipulangkan ke daerah asalnya.

Kompas TV Warga Robek Kertas Pengumuman Relokasi Kalijodo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com