Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ojek Online Juga Diprotes "Mengambil" Penumpang Angkot

Kompas.com - 14/03/2016, 11:23 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Persatuan Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) tidak hanya memprotes keberadaan taksi online yang dianggap "merebut" rezeki sopir taksi plat kuning.

Keberadaan ojek online juga dikeluhkan karena dianggap mengambil penumpang yang sebelumnya diketahui merupakan penumpang angkot.

Hal itu diungkapkan oleh beberapa sopir taksi yang memilih tidak ikut mogok dan tetap beroperasi di wilayah Bandara Soekarno-Hatta, Senin (14/3/2016) pagi.

"Jangan salah, kenapa sopir angkot pada ngetem, karena kalau mereka jalan, bensinnya juga ikut habis. Kalau orang biasa pasti mikirnya ini angkot ngetem melulu, bagaimana dengan sopir angkotnya. Sudah gitu, banyak ojek online juga sekarang," kata JN (30), salah satu sopir taksi kepada Kompas.com.

Dia menyebutkan, beban pengendara angkutan umum kini semakin berat. Mereka dikenakan uang setoran yang tinggi, sementara persaingan semakin ketat di jalan. Sopir-sopir angkutan umum berhadapan dengan penyedia jasa transportasi online yang tarifnya lebih murah dan meluas di berbagai daerah.

"Mereka kan enggak bayar pajak. Argonya kalau taksi juga enggak diatur, jadi kita bingung. Saya sudah susah bawa uang pulang ke rumah, kadang harus nombok nutupin setoran, pulang enggak bawa apa-apa," tutur JN.

Unjuk rasa dari 2.000 sopir yang tergabung dalam PPAD berlangsung dari pukul 08.00 WIB. Tempat yang akan disasar sebagai titik unjuk rasa adalah Balai Kota DKI Jakarta, Istana Negara, dan kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Oleh karena ada unjuk rasa yang melibatkan banyak elemen dari pengendara angkutan umum, warga diminta mencari moda transportasi lain untuk beraktivitas pagi ini.

Kompas TV Angkutan Umum Demo Tolak Transportasi Online
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com