Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Penganggur Perkosa Siswi SMA yang Baru Dikenalnya

Kompas.com - 17/03/2016, 15:27 WIB

DEPOK, KOMPAS.com — Tiga pemuda penganggur diduga memerkosa siswi kelas I SMA, S (15), di salah satu rumah pelaku di kawasan Pasir Putih, Sawangan, Depok.

Tiga pemuda itu baru dikenal S. Atas peristiwa ini, orangtua S melaporkan tiga pemuda itu ke Unit Perlindungan Perempuan (PPA) Polresta Depok, Rabu (16/3/2016).

Satu pelaku, yakni RH (15), berhasil dibekuk petugas di kawasan Cipayung, Depok, Rabu malam.

Sementara itu, dua pelaku lainnya masih dalam pengejaran polisi hingga Kamis (17/3/2016) pagi.

Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho mengatakan, peristiwa ini berawal ketika korban diajak RH jalan-jalan.

"Setelah itu, S diajak ke rumah RH yang sedang sepi," kata Teguh, Kamis.

RH kemudian mengajak dua rekannya ke rumah tersebut. Mereka lalu memerkosa S. Setelah itu, pelaku mempersilakan korban pulang.

Korban pun mengadukan peristiwa yang dialaminya itu kepada orangtuanya.

Mengenai pelaku yang buron, Teguh mengatakan bahwa polisi telah mengantongi identitas keduanya.

"Mereka diduga kabur ke kawasan Sukabumi, dan tim Buser masih memburu mereka," kata Teguh.

Atas perbuatannya, pelaku terancam dijerat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Kapolresta Depok Kombes Dwiyono mengaku prihatin akan kasus ini. Menurut dia, kasus ini  menandakan masih adanya kekerasan seksual maupun fisik terhadap anak di wilayah Depok.

Atas dasar itu, Dwiyono meminta orangtua dan pihak sekolah untuk lebih intensif dan peka atas perilaku anak-anak mereka.

"Beberapa faktor menjadi penyebab hal seperti ini terus terjadi di Depok. Yang dominan, karena kurangnya pengawasan orangtua dan guru," kata Dwiyono, Kamis.

Menurut dia, kasus kekerasan seksual dan fisik terhadap anak harus disikapi dengan serius.

"Secara bersama-sama, kita mesti membuat suatu pemahaman yang benar-benar dilakukan agar hal seperti ini tak terjadi lagi. Kuncinya di pengawasan serta pengertian kepada anak, mengenai cara bergaul yang sehat dan baik," kata Dwiyono.

(Budi Sam Law Malau)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com