Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengedar Narkoba Diduga Pelajari Cara Kerja Mesin "X-ray"

Kompas.com - 30/06/2016, 13:36 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -
Pengedar narkoba jaringan internasional dianggap telah mempelajari beberapa hal tentang cara kerja mesin pendeteksi barang, termasuk mesin X-ray yang biasa dipakai di bandara. Hal itu diketahui saat petugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta mendapati upaya penyelundupan sabu-sabu melalui besi silinder, Mei 2016 lalu.

"Besi silinder itu tebalnya 2,5 sentimeter. Sedangkan X-ray itu baru bisa tembus kedalaman 2 sentimeter, jadi enggak kelihatan kalau cuma pakai X-ray. Harus pakai mesin lain, kami ada alatnya," kata Kepala Kantor Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Erwin Situmorang, Kamis (30/6/2016).

Paket besi silinder itu dikirim bersamaan dengan satu paket lain yang berisi peralatan mandi dan alat tulis. Keduanya dikirim dari China ke Indonesia, ditujukan kepada seseorang berinisial R di Kantor Tukar Pos Udara Bandara Soekarno-Hatta.

Sebelum diketahui ada sabu di dalamnya, petugas yang memeriksa saat itu merasa pernah melihat paket yang sama dikirim dari China. Mereka pun memeriksa paket pertama yang berisi peralatan mandi serta puluhan spidol.

Dari sana, kedapatan sabu 0,8 kilogram yang ditaruh di dalam tabung spidol. Paket kedua juga diperiksa dan terdapat sabu seberat 1,06 kilogram di dalamnya. Pihak Bea dan Cukai kemudian bekerja sama dengan Polresta Bandara Soekarno-Hatta hingga menemukan 71 kilogram sabu siap edar di salah satu ruko daerah Batuceper, Kota Tangerang.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihak Bea dan Cukai kini tidak hanya menggunakan mesin X-ray. Mereka turut memakai "ion scan", sehingga obyek apapun baik barang maupun orang, yang pernah berhubungan dengan narkoba, akan terdeteksi.

"Kami lebih yakin kalau pakai ion scan. Alatnya kecil, bisa dibawa ke mana-mana dengan mudah. Tidak perlu membongkar barang-barang yang penumpang bawa," tutur Erwin.

Kompas TV Jokowi: Hajar Pengedar Narkoba
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com