Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babak Baru Proses Pengosongan Kompleks Eks 3 Mei

Kompas.com - 02/07/2016, 12:22 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Penyerahan rumah Rizal alias Icang, warga Komplek Eks 3 Mei, Cililitan, Jakarta Timur, Jumat (1/7/2016), menjadi babak baru dalam kisruh perebutan kompleks antara warga dengan Kodam Jaya. Ketua Forum Eks 3 Mei, Puji Santoso menyayangkan keputusan Icang.

Ia dan warga lainnya yang saat ini sibuk mengurus sertifikat ke Badan Pertanahan Negara (BPN), mengkhawatirkan jika rumah Icang akan diambil alih dan diubah menjadi markas TNI. Apalagi, rumah Icang berada di paling depan gerbang masuk kompleks.

"Kalau rumahnya di belakang masih tidak apa-apa, ini rumahnya di depan, akan berdampak ke ratusan rumah lainnya," kata Puji, Jumat.

Hal yang sama dirasakan Ari, ia saat ini sibuk bolak-balik kecamatan untuk mengajukan penerbitan sertifikat. Ia menduga setelah rumah Icang, rumah lainnya satu per satu akan menyusul diserahkan ke Kodam Jaya.

"Sia-sia perjuangan kami selama ini," ujarnya.

Adapun penyerahan rumah Icang memiliki drama sendiri. Sejak dua pekan lalu, Icang ditahan di Polres Metro Jakarta Timur karena disangka menjadi provokator kerusuhan yang terjadi awal Juni lalu.

Minggu (5/6/2016), kerusuhan pecah di Komplek Eks 3 Mei. Sejak dini hari hingga pagi, segerombolan orang misterius melempari rumah warga dengan botol kaca dan batu. Warga lalu marah karena anggota TNI yang mendirikan posko di area masjid tersebut hanya tidur-tiduran saat penyerangan terjadi.

Menurut Ari, saat itu ia hanya melihat Icang meneriaki para tentara dengan membacakan 8 Wajib Tentara. Beberapa hari berselang, Icang dipanggil polisi. Ia dilaporkan oleh anggota TNI telah merusak posko dan melakukan kekerasan terhadap salah satu anggota. Ia pun ditahan di Polres Metro Jakarta Timur.

Kuasa hukum Icang, Muslih, mengaku sehari sebelum Icang menyerahkan rumahnya, ia akan mendaftarakan permohonan praperadilan Icang ke pengadilan. Namun saat itu Icang meminta permohonan itu ditahan dulu. Sebab kakak Icang berencana menghadap Pangdam Jaya untuk membebeaskan Icang.

Jumat sore itu, warga hanya tergeleng-geleng heran mendengar Marni, kakak Icang, mengosongkan rumah dengan alasan ini adalah upaya tukar guling untuk membebaskan adiknya. Marni menyebut ia sudah membuat kesepakatan dengan penyidik di Polres Jakarta Timur dan Dandim 05/05 Jakarta Timur terkait pembebasan Icang yang ditukar dengan rumah itu.

"Ini sudah kesepakatan keluarga. Tolong warga tidak usah ikut campur, saya kakaknya," kata Marni.

Istri Icang pun hanya pasrah, ia enggan diwawancarai karena sedang dalam tekanan berat. Warga yang tadinya akan menggelar rapat malamnya pun terpaksa membatalkan. Mereka dirundung kecemasan akan nasib mereka ke depannya.

Sebagian warga bahkan disebut tidak bekerja. Termasuk Puji yang batal pulang kampung karena adanya masalah ini. Pihak Kodam Jaya sendiri masih mengklaim seluruh kompleks dan isinya adalah aset milik mereka sesuai register Inventarisasi Kekayaan Negara TNI AD dengan nomor 30505006.

Sebanyak 207 warga diminta angkat kaki dari rumah orang tua mereka karena sudah tidak berhak menempati rumah itu. Namun BPN telah menerbitkan surat blokir atas tanah yang bersifat permanen setelah warga melaporkan kisruh lahan ini.

Pihak manapun termasuk TNI tidak bisa mengklaim tanah tersebut selama surat tersebut belum dicabut oleh pelapor. Surat yang dibuat pada 9 Mei 2016 yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Timur, Gunawan, menyebutkan, bahwa setelah dilakukan peninjauan lokasi dan dipetakan ternyata bidang tanah di perumahan Eks 3 Mei dan Yon Angkub, Jakarta Timur belum pernah diterbitkan sertifikat oleh BPN Jakarta Timur.

Dalam surat tersebut juga menjelaskan adanya tindak lanjut dengan peninjauan ke lokasi pada 6 April 2016, namun dalam peninjauan tersebut ada penolakan dari TNI AD Kodam Jaya.

Kepala Penerangan Kodam Jaya Kolonel Inf. Heri Prakosa memastikan bahwa komplek beserta isinya milik TNI AD meskipun BPN telah menyebut komplek ini sebagai tanah tak bertuan.

Ketika Kompas.com menanyakan perihal surat yang menyatakan ini milik Kodam Jaya, Heri menyebut surat itu tak penting.

"Saya nggak pegang, Itu ada di Zidam. Lagian apa juga pentingnya bagi Kodam," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Megapolitan
Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Megapolitan
Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com