Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahan dan Mengais Rezeki di Atas Puing Pasar Ikan

Kompas.com - 11/07/2016, 17:02 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keringat Jaya (53) mengucur deras dari kepalanya. Di bawah terik matahari, Jaya tekun memilah kayu di antara puing-puing penggusuran di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Jaya merupakan eks warga Pasar Ikan. Pria asal Kronjo, Kabupaten Tangerang itu satu dari banyak warga yang bertahan di Pasar Ikan.

Untuk bertahan, Jaya mengais rezeki di lokasi gusuran. Jaya mengumpulkan kayu bekas bangunan. Kayu itu akan dijual kembali ke pengepul di Muara Angke.

"Lumayan, satu mobil harganya Rp 250.000," kata Jaya kepada Kompas.com di Pasar Ikan, Jakarta, Senin (11/7/2016).

Jaya tak mengambil unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang disediakan Pemprov DKI Jakarta. Ia memilih kontrak rumah.

Setelah cukup lama mengontrak, Jaya kembali lagi ke Pasar Ikan. Ia mengaku tak memiliki pekerjaan di rumah kontrakannya. Dulu di Pasar Ikan, Jaya merupakan pedagang nasi.

"Ya saya balik lagi. Ambilin kayu, lumayan. Itu sudah banyak, tapi belum ada pengepul yang ambil," sambung Jaya.

Ia hanya bermodal tenaga. Bangunan yang dibuat untuk tempat tinggalnya berupa gubuk dari papan, bambu dan kayu bekas.

Sama seperti Jaya, Mba Yem juga bertahan dan mengais rezeki di Pasar Ikan. Perempuan asal Purworejo itu kembali berdagang nasi di Pasar Ikan. Mba Yem menolak rusunawa dan menempati tenda yang disediakan ormas dan relawan.

Setelah lama tak bekerja karena tergusur, Mba Yem pun mendirikan bangunan warung nasi. Ia kembali berdagang.

"Jualnya sama orang-orang di atas puing aja," kata Mba Yem.

Ibu tiga anak ini berjualan seorang diri. Suaminya di kampung karena sakit. Alhasil, ia harus menafkahi hidupnya dan anak-anaknya.

Menurut Yem, berdagang nasi harus dilakoni dengan perjuangan. Pasalnya untuk masak nasi tak bisa dilakukan setiap saat. Aliran listrik di Pasar Ikan hanya ada pada pukul 18.00 WIB hingga pukul 06.00.

Aliran tersebut dari genset yang diberikan relawan. Ia harus turut menyumbang bensin bila genset dinyalakan.

"(Uang bensin) Rp 250.000 untuk satu malam. Nanti kami tinggal patungan aja," kata Mba Yem.

Kawasan Pasar Ikan rencananya akan direvitalisasi menjadi tempat wisata. Saat ini, Pemprov DKI Jakarta masih membangun sheetpile dan turap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com