JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter spesialis forensik, dr Slamet Purnomo mengungkapkan terdapat perbedaan antara dampak terpapar sianida bubuk dan cair. Slamet merupakan dokter yang bertugas mengambil sampel dalam tubuh Wayan Mirna Salihin.
Slamet mengungkapkan, kulit akan terluka bila terkena sianida. Meskipun dalam jumlah sedikit, sianida akan terserap pada kulit.
"Tapi kalau dalam berbentuk bubuk, hanya bersifat gatal saja karena tidak terserap," kata Slamet di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2016).
Gejala gatal dengan menggaruk tangan pernah terungkap dalam dalam rekaman kamera closed circuit television (CCTV) yang diputar jaksa penuntut umum (JPU). Saat itu tampak Jessica menggaruk-garuk tangan saat Mirna mengalami kejang-kejang usai minum es kopi vietnam di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016).
Jessica Kumala Wongso tak sepanik Hani. Hani berusaha menyadarkan Mirna, sementara Jessica mengambil jarak menjauh. Dalam rekaman CCTV, pada pukul 17.24 WIB, Jessica mulai menggaruk tangannya.
Posisi Jessica berada di depan meja. Saat itu pegawai Kafe Olivier sedang sibuk membantu Mirna yang mengalami kejang-kejang. Usai pegawai Kafe Olivier memindahkan meja, Jessica menjauh.
Kedua tangan Jessica masih terlihat seperti menggaruk dan hanya melihat pegawai Kafe Olivier menolong Mirna. Pada pukul 17.25 WIB, Jessica kemudian mengambil tas berwarna coklat di atas meja. (Baca: Di Pengadilan Jessica, Dokter Forensik Jelaskan Dampak Sianida di Dalam Tubuh)
Tangannya pun berhenti menggaruk. Mirna meninggal setelah meminum kopi Vietnam yang dipesan oleh Jessica Kumala Wongso di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016).
Jessica menjadi terdakwa kasus tersebut. JPU memberikan dakwaan tunggal terhadap Jessica yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.