Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Kenaikan Tarif Air Bersih, Warga Kalibata City Surati Ahok

Kompas.com - 27/08/2016, 19:26 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Penghuni Apartemen Kalibata City, yang keberatan dengan rencana kenaikan iuran pemeliharaan lingkungan (IPL), mengirimkan surat kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Berdasarkan foto surat yang diterima Kompas.com, surat itu dikirimkan pada Jumat (25/8/2016).

(Baca juga: Penghuni Kalibata City: Jadi Nanti Saya Bayar Air Saja Rp 416.000? Tak Masuk Akal!)

Dalam suratnya, warga mempertanyakan tidak adanya komunikasi yang baik, transparansi, dan akuntabilitas dari pengelola apartemen, terkait kenaikan IPL.

Warga menolak kenaikan IPL yang disebut pengelola sebagai akibat berkurangnya pasokan air bersih dari perusahaan pemasok air, Palyja, dari Januari 2015 hingga Agustus 2016.

Padahal, menurut warga, Palyja sudah menyatakan bahwa kekurangan pasokan air bersih itu hanya terjadi selama periode Ramadhan yang lalu.

“Apakah penurunan pasokan selama itu, yang telah tertangani pada surat diterbitkan dapat dijadikan alasan untuk mengangkat isu temporer tersebut menjadi isu permanen?” tanya warga dalam suratnya.

Selain itu, warga mempertanyakan pemberlakuan kenaikan tarif per September 2016 yang mereka sebut berlaku surut terhadap tagihan periode Januari 2015 dengan alasan pengadaan air bersih yang langka.

“Apakah Pemerintah Republik Indonesia akan mengizinkan PLN/PAM untuk menetapkan kenaikan tarif yang berlaku surut dengan menagih biaya tambahan atas kekurangan di periode yang sebelumnya dengan alasan pembiayaan?” sambung warga dalam suratnya.

(Baca juga: Penghuni Kalibata City Mengaku Diancam Diputus Listriknya jika Tak Bayar Tambahan Iuran)

Dok: istimewa Foto surat yang dikirimkan warga Apartemen Kalibata City kepada Ahok.

Para penghuni tersebut menyatakan bahwa Apartemen Kalibata City dibangun atas inisiatif pemerintah dalam rangka penyediaan hunian vertikal untuk masyarakat perkotaan.

Karena itu, warga menyatakan, sudah seharusnya pengembang apartemen menghormati asas-asas yang berlaku umum bagi seluruh rakyat Indonesia.

Atas dasar itu, warga menolak rencana kenaikan IPL sekaligus meminta dukungan moral dan hukum dari Pemerintah Provinsi DKI apabila nantinya akan terjadi pemutusan fasilitas oleh pengelola menyusul penolakan ini.

“Sebagai bahan pertimbangan Bapak (Ahok), bersama ini kami lampirkan salinan berita yang telah dimuat di media terkait permasalahan tersebut. Kami percaya bahwa Bapak selaku pimpinan dan pengayom kami sebagai warga DKI Jakarta berkenan untuk membantu menyelesaikan hal tersebut guna meredam keresahan warga,” bunyi surat tersebut.

Adapun surat ini ditandatangani Ketua Perhimpunan Penghuni dan Pemilik Rumah Susun (P3SRS) versi warga, Ade Tedjo Sukmono, dan Ketua Komunitas Warga Kalibata City, Sandi Edison.

(Baca juga: Warga Kalibata City Ragukan Kata Pengelola yang Sebut Kenaikan Tarif Disetujui P3SRS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com