Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Toeti Soekarno: Ahok Jangan Cuap-cuap Saja soal Klaim Lahan

Kompas.com - 29/08/2016, 17:21 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kuasa hukum Toeti Nozlar Soekarno, Taufiq, enggan berkomentar banyak soal jawaban gugatan yang diajukan Pemprov DKI terkait keberadaan girik C 148 persil 91 SIII milik Toeti.

Dari jawaban yang telah diajukan Pemprov DKI saat persidangan Senin lalu, Pemprov DKI menilai girik milik Toeti tidak terdaftar dalam buku catatan C Kelurahan Cengkareng Barat. Girik tersebut juga tidak terdapat di peta Direktorat Iuran Pembangunan Daerah (Direktorat Ipeda).

Taufiq mengatakan, yang berhak menjawab pertanyaan tersebut adalah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jakarta Barat. Menurut Taufiq, BPN memiliki kewenangan untuk menjelaskan kedudukan lahan tersebut.

Taufiq menilai, jika dirinya menjawab, hal itu akan sama seperti jawaban Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menurutnya hanya mengklaim secara sepihak bahwa lahan itu adalah milik Pemprov DKI.

"Tanya BPN (Jakarta Barat), sama kalau saya menjawab ini saya jawab seperti Pak Gubernur (Ahok), Dinas Pertanian. Kenapa? Kalau misalnya Monas saya bilang punya saya, gimana tuh?" ujar Taufiq kepada Kompas.com di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Senin (29/8/2016).

Taufiq meminta agar Pemprov DKI juga tidak mengeluarkan statement tanpa bukti yang jelas. Taufiq mengatakan kalau pihaknya akan memperlihatkan dokumen-dokumen yang menunjukkan kalau lahan tersebut merupakan milik Toeti.

"Pada saat pembuktian, nanti bilang perlihatkan bukti pembelian, sertifikat, girik yang mana, dan hadirkan BPN (Jakarta Barat) yang punya kewenangan. Jangan cuma cuap-cuap," ujar Taufiq. (Baca: Ahok: Toeti Dapat Tanah Cengkareng Barat dari Mana?)

Dalam gugatannya, Toeti meminta Pemprov DKI mengeluarkan lahan di Cengkareng Barat dari kartu inventaris barang milik Pemprov. Namun, Pemprov DKI menolak dan bersikukuh kalau lahan itu merupakan milik Pemprov DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com