Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Merasa Disindir Ahok

Kompas.com - 18/10/2016, 17:51 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sempat menyindirnya terkait program stabilitas harga bahan pokok di Jakarta. Namun, Sandiaga mengaku tak ingin menanggapi sindiran itu.

"Saya enggak mau balas itu, buat apa. Enggak akan menambah nilai," kata Sandiaga di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (18/10/2016).

(Baca: Sandiaga dan Perbandingan Harga Daging Sapi di Jakarta dengan Singapura)

Sandiaga lebih memilih merancang kebijakan soal stabilitas harga bahan pokok di DKI Jakarta. Selain itu, ia juga lebih tertarik menyiapkan kebijakan yang dapat memastikan ketersediaan bahan pokok di Jakarta.

Rancangan kebijakan itu, kata Sandiaga, sudah dipetakan dan mendorong kerja sama antara BUMD dan BUMN dengan pihak terkait, seperti pemasok bahan pokok dalam dan luar negeri, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), asosiasi pedagang, serta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).

Menurut Sandiaga, kebijakan yang terukur akan mencegah spekulasi mengenai bahan pokok seperti saat mendekati hari raya. Strategi lainnya adalah dengan penyederhanaan rantai distribusi. Sandiaga menganggap Pemprov DKI Jakarta belum melaksanakan konsep tersebut.

"Tapi disederhanakan dalam konsep terbuka dan berkeadilan," ucap Sandiaga.

Sandiaga juga ingin menggunakan teknologi berupa aplikasi pengontrol harga. Aplikasi itu diharapkan dapat mengendalikan harga bahan pokok yang dijual petani di daerah dan di Jakarta tidak berbeda jauh. Oleh karena itu, ia akan memanfaatkan kerja sama dengan asosiasi pedagang pasar.

"Sehingga, petani bisa dimakmurkan, pembeli tak dirugikan. Pedagangnya juga tetap melaksanakan dengan margin keuntungan," kata Sandiaga.

(Baca: Ahok Minta Sandiaga Buka Data agar Tak Salah Bicara)

Ahok sebelumnya menyatakan sudah tak mau lagi berdebat dengan Sandiaga di media massa. Ia mengaku lebih senang menerima tantangan berdebat di acara debat resmi yang diadakan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Menurut Ahok, tujuannya memilih berdebat di acara debat resmi agar data yang digunakan adalah data valid. Ia mengatakan, Sandiaga salah memaparkan data mengenai harga daging sapi di Jakarta.

 

"Datanya salah melulu. Aku sudah bilang buka data. Kemarin data sapi juga salah. Daging Singapura lebih murah, kata siapa Bos? Mata sapi kali. Makanya enggak usah ngomonginlah," ujar Ahok.

Kompas TV Ahok & Sandi Adu Pendapat Soal Banjir DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com