JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan, kembali meluruskan gosip yang berkembang di masyarakat saat dia berkunjung ke RW 02 Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Selasa (8/11/2016) siang.
Gosip yang dimaksud adalah tidak dilanjutkannya program KJP (Kartu Jakarta Pintar) jika gubernur DKI Jakarta diganti.
"Bapak, Ibu, kalau ada gosip seperti itu lagi, jawab saja, memangnya kalau gubernur ganti, 'busway' juga ganti, ya enggaklah. Gubernur ganti, kantor kelurahan dan kecamatan tutup, tidak dong. Semua yang baik, akan kami teruskan. Bahkan, KJP akan kami tambah," kata Anies.
Anies mengajak warga agar jangan mempercayai gosip atau informasi seperti itu. Ketika Anies menyampaikan hal tersebut, ada seorang ibu bertanya apakah benar warga tidak boleh menerima bantuan yang dobel, yaitu KJP dan KIP (Kartu Indonesia Pintar) sekaligus.
"Tentu boleh, Ibu. Jika saya terpilih, warga Jakarta bisa menerima bantuan dari KJP sekaligus KIP. Kedua program itu kami integrasikan menjadi yang namanya KJP Plus," ucap Anies.
KJP Plus secara resmi diperkenalkan kepada publik oleh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, Senin (7/11/2016).
Secara ringkas, program KJP Plus merupakan revisi dan perluasan dari program KJP yang sudah ada saat ini. Sasaran program KJP Plus adalah semua anak usia sekolah di DKI Jakarta, yakni anak berumur enam sampai 21 tahun.
Selain untuk mempermudah keperluan belajar di sekolah, KJP Plus dapat dipakai untuk kelompok belajar Paket A, B, dan C serta pendidikan madrasah, pondok pesantren, hingga kursus keterampilan dan bantuan tunai untuk keluarga tak mampu.