Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Suaenah, Hampir 9 Tahun Lumpuh dan Gizi Buruk

Kompas.com - 17/03/2017, 13:53 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Suaenah (26) terbaring lemas di atas kasur lipat berwarna biru. Kedua kakinya yang ditutupi sarung tertekuk membentuk sudut 45 derajat. Kedua tangan Suaenah masih normal bergerak, namun tak berfungsi maksimal.

Kondisi badan Suaenah tak seperti perempuan seusianya. Warga Ciangir, Kabupaten Tangerang itu kurus. Badan Suaenah seperti tersisa tulang dan kulit. Kondisi ini diperparah karena kaki Suaenah lumpuh dan gizi buruk.

"Bulan puasa ini (tahun 2017) sembilan tahun (lumpuh)," kata Suaenah dengan lirih kepada Kompas.com di kamarnya, Desa Ciangir, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Jumat (17/3/2017).

Dengan terbata-bata, Suaenah bercerita awal mula ia mengalami kelumpuhan. Dia terjatuh saat hendak menuju kamar mandi. Kaki Suaenah pun menekuk.

Suaenah terpaksa berjalan dalam keadaan tidak normal dengan kaki menekuk. Suaenah kemudian diajak mencoba pengobatan alternatif di daerah Curug, Kabupaten Tangerang. Tujuh bulan berselang, kondisinya malah kian parah.

Suaenah tak lagi bisa berjalan, bahkan duduk pun tak sanggup. Kondisi Suaenah kian mengenaskan lantaran badan dia kurus kerontang. Saat itu, rambutnya pun sulit tumbuh. Padahal sebelum berobat, tubuh Suaenah cukup berisi.

Baca: Rolin yang Diduga Alami Gizi Buruk sejak Kelas V SD Sulit Berjalan

Suaenah tak menceritakan sebab musabab kondisinya, selain mengaku sudah diobati. Kondisi Suaenah usai dari pengobatan alternatif menggugah perhatian tetangga, termasuk Onih. Perempuan berusia 33 tahun itu adalah sepupu Suaenah yang tinggal tak jauh dari rumah Suaenah.

"Semua pada nangis lihat Suaenah pulang dengan badan kurus, enggak ada rambut dan enggak bisa jalan," tutur Suaenah sambil mengingat peristiwa sembilan tahun lalu.

Suaenah pun diurus oleh sang kakak, Mustar dan istrinya, Asnah. Di rumah kecil itu, Suaenah dirawat dengan baik. Asnah menuturkan, ia tak mampu membawa Suaenah ke rumah sakit karena keterbatasan ekonomi.

Suaminya hanya bekerja sebagai kuli panggul dan harus menghidupi keluarga. Alhasil, Suaenah hanya dirawat seadanya. Asnah mengatakan Suaenah rutin diberi makan tiga kali sehari. Lauk makan pun sama dengan keluarga Asnah.

"Saya juga heran kenapa enggak gemuk-gemuk, padahal rutin makan," kata Asnah.

Baca: Jokowi: Memalukan kalau Masih Ada Gizi Buruk!

Asnah menceritakan penderitaan Suaenah tak pernah sampai ke telinga pemerintah selama delapan tahun. Pemerintah Kabupaten Tangerang baru tergerak pada awal tahun 2017 setelah kisah Suaenah muncul di media sosial.

Pada bulan Februari kemarin, Suaenah dibawa ke RSU Kabupaten Tangerang. Namun Suaenah hanya bertahan satu pekan.

"Enggak betah, mau pulang, jauh. Kasihan yang jaga," kata Suaenah.

Kini Suaenah bertahan di kamar berukuran 3 x 4 meter persegi. Kisah Suaenah telah menggugah ragam kalangan untuk sekadar mengulurkan tangan, mulai dari makanan hingga uang untuk keperluan sehari-hari.

Kompas TV Gizi Buruk Halangi Bocah Ini Bermain
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com