"Tidak boleh senjata dimain-mainkan, kosong pun tak boleh (senjata) diacungkan ke orang lain," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Rabu (6/11/2013).
Di dalam pistol revolver Briptu W terdapat tiga peluru. Pistol tersebut dapat berisikan enam peluru. Ketika menarik pelatuk, Briptu W mengira mengarahkan ke silinder yang kosong, tetapi ketika pelatuk ditarik, ternyata ia mengarahkan ke silinder yang terisi peluru.
"Niatnya dia (Briptu W) mengarahkan ke lubang silinder kosong, ternyata dia lupa, ketika ditarik, pelatuknya mengarah ke silinder yang berisi peluru, dan akhirnya meletus," kata Rikwanto.
Rikwanto menjelaskan, standar operasional prosedur (SOP) dalam pengisian peluru ke dalam senjata itu bersifat situasional. Jika sedang mengejar pelaku atau buronan, senjata diisi penuh sebanyak enam peluru, sedangkan untuk berjaga atau berpatroli, peluru dikurangi satu atau dua buah.
Rikwanto mengatakan, pengisian peluru oleh Briptu W sudah sesuai dengan SOP. Tetapi, jika sampai mengacungkan senjata ke orang lain, menurut Rikwanto, hal tersebut sudah bisa dibilang berlebihan.
Bachrudin ditembak Briptu W pada pukul 19.30, Selasa (5/11/2013). Ia ditembak lantaran tidak mau menuruti apa yang diminta Briptu W, seperti push-up dan salam hormat. Bachrudin terkena tembakan tepat di dada kirinya.
Mengenai dugaan Briptu W sering bermain-main dengan senjatanya, Rikwanto mengatakan akan mendalami dugaan tersebut. Polisi sudah memeriksa empat orang saksi, yakni teman Bachrudin dan warga sekitar. Dari tempat kejadian perkara, polisi menemukan sebuah selongsong peluru yang digunakan untuk menembak Bachrudin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.