Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Anak Orang Dipukulin, PA Kok Diam Saja?

Kompas.com - 15/11/2013, 11:28 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama balik mempertanyakan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mengecam dirinya karena mendukung pemecatan siswa yang melakukan kriminalitas.

Basuki mengatakan, setiap anak memang berhak untuk mendapat pendidikan. Namun, ketika anak tersebut telah merugikan orang lain, maka patut mendapat sanksi.

"Tapi ketika hak anda mengganggu hak orang lain, pertanyaan saya kepada orang PA-PA yang hebat ini, hak orang yang baik-baik pada dipukulin itu, Anda kok tidak lindungi?" tanya Basuki, di Balaikota Jakarta, Jumat (15/11/2013).

Basuki menegaskan, dirinya menginginkan adanya sanksi tegas dan efek jera bagi para siswa yang nakal dan berpotensi melakukan tindak kriminal. Ia tidak mau anak nakal itu kemudian menularkan kenakalannya kepada anak-anak lainnya.

Pria yang akrab disapa Ahok itu menambahkan, apabila seseorang ingin hidup dengan nyaman, maka harus menjadi pribadi yang tertib dengan hukum. Sementara itu, tugas negara adalah menjaga hak warga tersebut.

Orangtua, kata dia, berperan besar dalam membentuk kepribadian anak-anak. Jangan sampai, anak-anak itu berpotensi melakukan kejahatan dan menjadi "calon preman". Pembajakan bus yang dilakukan oleh beberapa siswa SMA Negeri 46 Jakarta Selatan, menurut dia, sudah termasuk ke dalam kriminalitas. Peristiwa itu juga disebabkan karena anak-anak tidak dididik secara baik oleh orangtua mereka.

Dalam hal ini, Basuki meminta orangtua untuk tidak terlalu memanjakan anak-anaknya agar tumbuh sebagai anak yang pintar dan tidak berperilaku semena-mena kepada orang lain.

Menurut Basuki, apabila di kelas ada sepuluh orang, tetapi satu di antaranya merupakan anak nakal, dia akan mengorbankan si anak nakal. Sebab, sekolah yang dimiliki DKI pun terbatas.

"Kasihan dong, anak-anak orang yang sekolah baik-baik tapi jadi korban. Jadi, kalau mau membela itu, bela yang betul. Kalau kenakalan 1-2 orang berantem masih wajar, ini kan rombongan mau pukul orang, membajak bus pula. Itu sudah ada bibit penjahat namanya," tegas Basuki.

Sebelumnya, Sekjen Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang juga Ketua Satgas PA M Ihsan mengatakan bahwa tidak ada satu orangtua pun yang dapat menerima jika anaknya dibilang calon penjahat atau preman seperti yang Basuki katakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com