Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Sebut PRT Korban Pelecehan Pernah Dipaksa Foto Bugil oleh Majikan

Kompas.com - 04/12/2013, 21:38 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembantu rumah tangga (PRT) berinisial SNA (18) yang menjadi korban kekerasan dan pelecehan majikannya disebut pernah difoto tanpa busana oleh majikannya.

Selain itu, PRT malang ini juga diduga mengalami beberapa bentuk pelecehan lainnya yang dilakukan oleh majikannya.

Salah satu pengacara korban dari LBH Mawar Sharon, Primayvira Ribbka Limboring, mengatakan, pihaknya telah mendampingi korban untuk melakukan visum tambahan terkait dugaan pelecehan seksual tersebut di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu.

"Tadi kita sudah lakukan visum tambahan. Tapi belum ada hasilnya, mungkin minggu ini," kata Primayvira, di Mapolres Metro Jakarta Timur, Rabu (4/12/2013).

Dugaan pelecehan tersebut, menurut pihak pengacara, disinyalir dari pengakuan korban sendiri. Bentuk pelecehannya terdiri dari beberapa macam. "Ada oral (seks), ada memasukkan benda, lalu difoto tanpa mengenakan busana," ujar Primayvira.

Pihak kuasa hukum menduga perbuatan tersebut dilakukan oleh U, suami majikan korban, dan ayahnya yang belum diketahui namanya. "Dugaan pelecehan U dan ayahnya U. Lecehkan saja, tapi enggak sampai persetubuhan," ujar dia.

Selain pelecehan seksual, lanjut Primayvira, kliennya juga mendapatkan kekerasan dari pelaku. SNA pernah dipukul, dibenturkan di tembok, dikurung dalam kamar, dan sejumlah kekerasan lainnya.

Selama 4 bulan bekerja, gaji SNA baru dibayarkan saat majikannya memulangkan korban. SNA diberi uang Rp 3.000.000, tetapi harus dikurangi Rp 1.000.000 dengan alasan pernah merusak perabotan rumah dan bekerja tidak baik. Sisa Rp 2.000.000 juga mesti dikurangi lagi Rp 800.000 kepada yayasan yang mempekerjakan SNA.

"Jadi dia terimanya cuma Rp 1,2 juta," ujarnya. Karena persoalan tersebut dan perlakuan majikannya, SNA melakukan upaya hukum. Pasalanya, mediasi yang dilakukan antara majikan dan korban, serta yayasan yang mempekerjakan korban tidak menemui hasil.

Saat itu korban meminta agar majikannya menanggung biaya pengobatannya. "Klien kami meminta ganti rugi pengobatan. Tetapi hasil mediasinya tidak postif dan akhirnya klien kami memutuskan menempuh jalur hukum," ujar dia.

Berdasarkan bukti yang ada saat ini, lanjutnya, pihaknya menargetkan majikan korban sebagai pihak yang bertanggung jawab di mata hukum. "Kita target semua pelaku. Tapi, saat ini bukti permulaan yang sudah mencukupi masih mengarah kepada bapak U dan istrinya (L)," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com