Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI: Lonjakan Dana Hibah Dialokasikan ke Pendidikan

Kompas.com - 26/01/2014, 10:45 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana hibah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta mengalami lonjakan dari Rp 3,7 triliun pada 2013 menjadi Rp 5 triliun pada tahun ini. Anggota Komisi C (keuangan) DPRD DKI Jakarta, S Andyka, mengatakan peningkatan itu dari sektor pendidikan.

"Secara persisnya, saya kurang begitu tahu signifikansinya. Tapi, sebagian besar ke pendidikan," kata Andyka kepada Kompas.com, Minggu (26/1/2014).

Andyka mengatakan, alokasi dana hibah menyatu dengan bantuan sosial. Dana hibah itu diberikan ke berbagai bidang, seperti bidang keagamaan, kesejahteraan masyarakat, olahraga, pendidikan, kepolisian, dan TNI. Untuk sektor olahraga, misalnya, Pemprov DKI mengalokasikan hibah hingga ratusan miliar untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia Provinsi Jakarta. Adapun untuk peningkatan mutu pendidikan, hibah dialokasikan untuk perguruan tinggi swasta, seperti Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

"Banyak lembaga pendidikan dan sekolah, baik fisik maupun non-fisik, dengan kondisi yang tidak memadai. Tahun ini, DKI banyak ingin mengubah sekolah swasta menjadi negeri, kami berikan hibah agar layak digunakan," kata Andyka.

Andyka mengatakan, untuk dapat memutuskan sebuah nilai anggaran, ada proses verifikasi terlebih dahulu. Sebelum gubernur menyetujui angka tersebut, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) maupun unit kerja perangkat daerah (UKPD) memberikan rekomendasi terkait mata anggaran dengan nilai anggarannya.

Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI itu membantah bahwa dana hibah dialokasikan untuk kepentingan politis anggota DPRD. Dana hibah itu, menurut Andyka, juga dialokasikan ke organisasi politik dan masyarakat, bukan untuk masing-masing anggota DPRD.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana mengatakan belum mengetahui adanya peningkatan dana hibah tersebut. Menurut dia, hampir 95 persen mata anggaran di APBD 2014 merupakan usulan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Terlebih, kini telah memasuki tahun politik. Dana hibah itu, kata dia, jangan sampai dipergunakan seseorang untuk kepentingan politis.

"Kan ada yang mau nyaleg, ada yang mau nyapres. Jangan sampai dananya dipakai untuk pencitraan," kata pria yang akrab disapa Sani tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com