Endang (23), warga yang menempati Blok E lantai 3, salah satunya. Dia mengeluhkan kondisi unit rusun yang tidak layak.
"Lantainya bolong-bolong, sudah begitu tidak ada saluran pembuangan air juga di balkon belakang. Kalau mau nyuci baju gimana ini?" ujar Endang di Rusun Komarudin, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Senin (10/2/1014).
Endang yang terlihat kesal meminta pindah unit. "Pokoknya saya mau pindah unit, saya kan tinggalin rumah bagus di sana, masa dapatnya kayak gini," ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan Yeyen (32) bersama suami dan dua anaknya. Keluarga asal Sunter Jaya tersebut menempati unit rusun di Blok D lantai 2. Ia mengeluhkan atap yang bocor di unit rusun yang akan ia tempati tersebut. Selain itu, ia mengeluhkan saluran pembuangan air yang hanya berada di dalam kamar mandi dan tempat mencuci piring.
"Ya, enak enggak enak dijalanin saja deh daripada di sana banjir mulu. Semalam saja pas hujan tiba-tiba air sudah masuk ke dalam rumah," ujarnya.
Selain itu, ada unit yang pintunya tidak bisa ditutup dan dibuka. Sampai-sampai, ada beberapa warga yang menjebol pintu unit rusun.
Pantauan Kompas.com di Blok D, bangunan terlihat kotor dengan coretan. Lantai bangunan juga masih banyak yang berlubang serta tidak rata. Atap yang bocor juga ditemui di sebagian besar unit rusun.
Di Blok E, kondisinya lebih tidak layak lagi. Lantai masih kotor dan tergenang air di setiap lorongnya. Dindingnya terlihat lembab. Syukurnya, air dan listrik sudah bisa digunakan.
Kepala Unit Pelaksana Rumuh Susun wilayah III DKI Jakarta Jefyodya Julyan menjelaskan, kondisi yang tidak layak tersebut karena pada saat penerimaan Rusun Komarudin pada 2013 lalu tempat itu sudah dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
"Kondisi pas dapat sudah terjarah, kita juga melakukan perbaikan dalam waktu sempit dengan anggaran yang terbatas," ujarnya.
Saat ini, pihaknya sedang melakukan inventarisasi kerusakan di rusun. Baru setelah itu akan ada proses pelelangan sekitar dua bulan. "Kita juga nunggu pelelang, sampai sekarang kan anggaran juga belum masuk," tuntasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.