Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPPT Bekasi Bantah Gelar Kampanye Terselubung

Kompas.com - 04/04/2014, 15:43 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com – Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bekasi membantah acara sosialisasi Wajib Tertib Administrasi yang dihadiri Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, Kamis (3/4/2014),  merupakan kampanye terselubung.

Kepala Bidang Pelayanan Pengendalian Perizinan BPPT Bekasi Lintong Dianto Putra mengatakan, acara tersebut diadakan tertutup agar peserta acara yang merupakan staff BPPT dapat fokus dan tidak terganggu.

“Kita kan lagi sosialisasi family gathering. Itu maksudnya supaya para peserta yang notabene staf bisa fokus. Itu saja kok, gak ada maksud lain,” ujar Lintong Dianto Putra kepada Kompas.com, Jumat (4/04/2014).

Menurut Lintong, acara tersebut merupakan program peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang di dalamnya terdapat materi wajib tertib administrasi perizinan.

Mengenai pakaian serba kuning yang dikenakan seluruh peserta, Lintong mengatakan hal tersebut karena seragam yang dipakai untuk hari Kamis memang berwarna kuning.

“Pakaian kuning itu bukan apa-apa. Seragam yang dipakai staf itu baju wajib BPPT yang dipakai setiap hari Kamis. Seragam BPPT ini ada beberapa macam seragam, ada yang lengan panjang warna pink, ada lengan panjang warna coklat, ada batik lengan pendek warna coklat dan yang terakhir itu seragam yg warna kuning itu. Kan kemarin hari Kamis, jadi kita pakai seragam kuning dong,” ujar Lintong.

Selain itu, Lintong juga membantah bahwa penggunaan seragam berwarna kuning tersebut dilakukan atas instruksi Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. Menurutnya, Rahmat Effendi datang hanya untuk membuka acara dan memberi kata sambutan saja.

Lintong menambahkan, pada acara itu tidak terjadi pelarangan masuk terhadap petugas Panswalu.

Mengomentari hal tersebut, Ketua Divisi Penegak Hukum Panwaslu Kota Bekasi, Ismail, mengatakan Panwaslu akhirnya diizinkan masuk pada acara tersebut setelah Ketua Panwaslu hadir dan meminta masuk. Sebelumnya, dua petugas dari Panwaslu dilarang masuk.

Panwaslu Kota Bekasi saat ini sudah mengumpulkan barang bukti berupa foto dan video yang didapat dari acara tersebut. Namun, Panwaslu masih menyelediki apakah kampanye terselubung tersebut benar-benar terjadi.

“Setelah Panwaslu akhirnya diijinkan masuk, Panwaslu segera mengumpulkan bukti dengan memfoto dan merekam sampai acara selesai. Saat ini belum ada indikasi kampanye terselubung. Kami masih menyelidikinya terlebih dahulu,” ujar Ismail.

Terkait adanya kampanye terselubung, Ismail meminta warga untuk peka dan segera melaporkan jika melihat hal tersebut. Begitu pun bagi masyarakat yang memiliki bukti kampanye terselubung dalam acara BPPT kemarin. “Bagi masyarakat yang memiliki bukti tambahan, silahkan laporkan ke Panwaslu,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com