Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Anti Predator Anak

Kompas.com - 21/05/2014, 20:23 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus kekerasan melibat-kan anak yang marak akhir-akhir ini membuat warga Jakarta khususnya kaum ibu khawatir. Mereka bergabung dalam Ibu Bergerak, Selasa (20/5), memelopori Gerakan Nasional Indonesia Satu Menentang Kejahatan Seksual terhadap Anak.

Kaum ibu pantas khawatir karena fakta dan data yang dikumpulkan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menunjukkan dari 2010 hingga 2014 ada peningkatan jumlah pengaduan pelanggaran hak anak.

Sesuai data dari Pusat Data dan Informasi Komnas PA yang bersumber dari laporan masyarakat melalui pelayanan pengaduan langsung, pemberitaan media massa, serta pengolahan data oleh Lembaga Perlindungan Anak di 34 provinsi di Indonesia, total ada 21.689.797 kasus pelanggaran hak anak. Sebanyak 42-58 persen dari angka itu adalah kasus kekerasan seksual.

”Bentuk kekerasan yang dialami anak amat beragam dan menakutkan. Pemerkosaan, perbuatan cabul, dan sodomi mendominasi. Yang mengejutkan, pelaku adalah orang terdekat atau kasus inses,” kata Arist Merdeka Sirait dari Komnas PA.

Bersama Ibu Bergerak, Komnas PA dalam deklarasi Gerakan Nasional Indonesia Satu Menentang Kejahatan Seksual terhadap Anak kemarin di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, mendesak DPR dan pemerintah segera merevisi Pasal 81 dan 82 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

”Ubah ketentuan hukuman penjara 3-15 tahun bagi para pelaku kejahatan seksual terhadap anak menjadi kurungan minimal 20 tahun. Maksimal hukuman yang pantas adalah seumur hidup ditambah pemberatan hukum kebiri melalui suntik kimia khusus bagi pelaku kejahatan seksual dewasa,” kata Arist.

Gerakan ini juga mendesak pemerintah melakukan langkah-langkah strategis pencegahan pelanggaran hak anak melalui penguatan organisasi dan peran serta masyarakat. Tim reaksi cepat perlindungan anak di setiap desa atau RT/RW dengan melibatkan ketua RT, kepala desa, lurah, karang taruna, PKK, posyandu, hingga polisi dibentuk untuk selalu siaga dan responsif.

Beberapa psikolog yang turut hadir dalam acara itu menyatakan, anak korban kejahatan seksual tidak bisa langsung diinterogasi oleh polisi. Mereka trauma dan biasanya tidak bisa langsung bercerita.

Oleh karena itu, jika ada anak menjadi korban, yang paling utama adalah membuat anak merasa aman dan nyaman. Setelah kondisinya baik, baru anak diajak bicara mengungkap pelaku.

”Database” para predator

Precilia Siahaan, salah satu penggagas Ibu Bergerak, dalam acara yang sama, mengatakan, dengan hukuman yang ringan, bisa jadi predator anak cepat bebas dari tahanan. Sulit mencegah para predator menyusup ke lingkungan sekitar anak dan kembali memangsa.

Untuk itu, Precilia bersama kaum ibu dan bapak yang peduli, seperti Mira Sirait, Julienne Sunarjo, Juliana Soedomo, dan Chico Hakim, membuat petisi agar Kementerian Hukum dan HAM membuka kepada publik database pelaku kejahatan seks, terutama yang korbannya anak-anak.

”Dengan database yang bisa diakses semua orang, saya dan juga para orangtua lain bisa menggunakannya untuk menyeleksi orang yang akan bekerja dekat anak kita, seperti sopir atau pengasuh,” kata Precilia.

Presenter yang turut mendukung petisi ini, Feni Rose, bahkan mengatakan, dengan adanya database itu, orang bisa mengecek calon karyawannya, calon guru, bahkan calon suami mereka.

Precilia dan Feni mengajak semua orang menandatangani petisi yang akan diserahkan ke Kemenkumham dan Kemendikbud ini. Yang berminat bisa mengakses di internet dengan kata kunci www.change.org/id/petisi/buat-daftar-nasional-predator-seksual. Bisa juga mencari informasi di Facebook Petisi Database Pelaku Kekerasan Seksual dan Twitter @petisidatabase.
Aniaya bocah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com