"Jangan atur-atur kita. Di negara lain, mekanisme itu baik-baik saja, orang pada nurut. Kok di sini pada ngelunjak, kurang ajar! Kalau tidak mau pakai e-ticketing, mending tidak usah naik. Lu beli motor aja," katanya di Balaikota Jakarta, Jumat (6/6/2014).
Pria yang akrab disapa Ahok ini mengatakan, penerapan kartu elektronik merupakan cara paling efektif untuk mencegah kebocoran pendapatan layanan bus yang berdiri sejak 2004 itu. Pasalnya, transaksi tunai dengan menggunakan karcis manual rawan untuk diselewengkan.
"Kalau oknum paling demen terima uang cash buat dikantongin. Lagian apa sih susahnya beli e-Ticketing ? Kalau cash rawan dicolong orang pas lagi ngitung duit," ujarnya.
Seperti diberitakan, Unit Pengelola (UP) Transjakarta saat ini sedang dalam upaya membiasakan pengguna bus transjakarta beralih menggunakan tiket elektronik. Salah satu upaya itu adalah menutup beberapa loket tunai di sejumlah halte transjakarta.
Sebagai gantinya, sejumlah petugas telah ditempatkan di depan gerbang elektronik untuk menawarkan tiket elektronik produk perbankan yang telah mengadakan kerja sama dengan pengelola transjakarta, seperti E-Money (Mandiri), Brizzi (BRI), Flazz (BCA), Prepaid (BNI), dan Jakcard (Bank DKI). Kartu-kartu tersebut dapat dibeli seharga minimal Rp 20.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.