Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Nilai Komnas HAM Tak Paham soal HAM

Kompas.com - 11/06/2014, 12:36 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Basuki Tjahaja Purnama menyindir Komnas HAM terkait kasus tewasnya Zahra (5), bocah penghuni kolong Jembatan Latuharhari pada Senin (9/6/2014) kemarin. Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta itu, hal tersebut merupakan dampak dari tidak cerdasnya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dalam melakukan penilaian ukuran HAM.

Ia mengungkit perseturuan antara Komnas HAM dan Pemprov DKI beberapa bulan lalu, yang disebabkan ketidaksetujuan Komnas HAM dengan cara penertiban yang dilakukan Pemprov terhadap para pemukim liar.

"Kalau mereka tinggal di rel, kereta api nyebrang ketabrak, terus mati, salah saya atau mereka. Kalau saya paksa pindah nanti nuduhnya macam-macam. Bilang Ahok (sapaan Basuki) arogan, jagoan, langgar HAM," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (11/6/2014).

Karena itu, Basuki kembali meminta Komnas HAM agar lebih cerdas dalam mengukur HAM. Ia menilai, penertiban yang dilakukan Pemprov DKI terhadap warga-warga permukim liar semata-mata bertujuan untuk kebaikan warga itu sendiri.

"Saya harap yang seperti ini tidak ada lagi. Kita sudah minta semua orang masuk ke rusun. Kita sudah bereskan kan. Kita sediain TV, kulkas, ranjang lengkap. Tapi masih aja ngadu ke Komnas HAM. Aku tidak ngerti HAM yang mana yang Anda tuntut dari saya," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.

Zahra merupakan anak sepasang pemulung yang tinggal di kolong Jembatan Latuharhari, Jakarta Pusat. Ia tewas setelah tercebur dan terbawa arus aliran Kanal Banjir Barat. Diduga, ia tercebur akibat papan penyangga yang selama ini menjadi alas tempat tidurnya jebol. Jasadnya baru ditemukan di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu pagi tadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Megapolitan
Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Megapolitan
Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Megapolitan
Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Megapolitan
Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Megapolitan
PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

Megapolitan
Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Megapolitan
Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Megapolitan
Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Megapolitan
Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Megapolitan
Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Megapolitan
Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com