Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Tahun Jokowi-Ahok Memerintah, Problem Rusun Belum Tuntas

Kompas.com - 15/10/2014, 12:41 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Selama dua tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di DKI Jakarta, permasalahan di rumah susun masih bermunculan. Padahal, rusun menjadi salah satu bagian penting pada program Jokowi-Ahok.

Kasus yang terjadi di rusun beragam. Pertama, kasus jual beli rusun. Padahal, rusun tak boleh berpindah tangan. Bahkan, masalah ini sering menyeret "orang dalam", seperti pekerja pengelola rusun ataupun pegawai Dinas Perumahan, seperti yang terjadi di Rusun Pulogebang dan Pinus Elok, Jakarta Timur.

Masalah kedua ialah menunggak sewa berbulan-bulan sehingga tagihan mencapai belasan atau puluhan juta rupiah. Contoh kasus yang cukup parah ini terjadi pada penghuni di Rusun Tipar Cakung, Jakarta Timur. Total tagihan seluruh warga yang menunggak bahkan mencapai miliaran rupiah.

Persoalan ketiga ialah rusun tidak dihuni dalam waktu lama. Padahal, tak jarang warga program relokasi kesulitan mendapatkan rusun sebagai pengganti. Kasus rusun yang ditinggal lama penghuninya ini pernah terjadi di Rusun Cakung Barat, Jakarta Timur.

Yang keempat ialah penghuni yang mengontrakkan rusun. Tujuannya ialah untuk memperoleh keutungan pribadi. Praktik ini masih terjadi di Rusun Marunda, Jakarta Utara. Di Rusun Marunda, beberapa warga mengontrakkan huniannya bagi pelajar Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Cilincing.

Di tengah kekhawatiran penertiban, taruna STIP membayar iuran agar tidak diusir.

"Ada info dari warga, bahwa (taruna) STIP membayar iuran per kepala dengan jaminan tidak akan diusir oleh pihak mana pun," ujar seorang warga Kluster A, Rusun Marunda, di Cilincing, Jakarta Utara, yang minta namanya tak disebutkan, kepada Kompas.com, Rabu (15/10/2014).

Menurut dia, iuran yang diberikan mahasiswa untuk mengontrak di rusun besarnya Rp 30.000. Paling banyak, kasus ini terjadi di Blok Bawal.

"Di Bawal cukup banyak karena tadi dijanjikan aman oleh pengurus RT di Blok Bawal yang periode lalu, dengan membayar Rp 30.000 per kepala setiap bulan," ujar dia.

Padahal, penertiban sudah dilakukan pada pekan ini. Namun, taruna STIP yang mengontrak di rusun diduga masih ada.

"Kan ini gila, baru siang (itu) ditertibkan maghrib, mereka (STIP/AMI) balik kembali ke hunian seolah penertiban itu enggak ada ngaruhnya," tutur warga tersebut.

"Banyak indikasi (taruna) STIP diungsikan sementara (pasca-penertiban)," tambahnya.

Ketua RT 07 RW 10, Saprudianto, mengatakan, 8 unit di Blok Kakap Rusun Marunda yang dipimpinnya disegel belum lama ini dalam sebuah sidak. Persoalannya seperti beberapa hal di atas.

"Ada 8 unit yang disegel merah. Kejadian ini juga terjadi pada beberapa blok di sini," kata Saprudianto.

Dia tak menampik di beberapa blok di Kluster A, Rusun Marunda, ada unit yang dikontrakkan bagi taruna STIP. "Kalau di tempat saya enggak ada, kalau di tempat lain, saya enggak tahu, banyak mungkin," ujar dia.

Para pengontrak, yang dia tahu, tak hanya taruna STIP. Namun, ada pula pihak yang hanya mengurus sertifikat pelayaran dan berasal dari luar Pulau Jawa.

"Biasanya, cuma sebulan ngontraknya. Ya dia nyewa sama yang punya. Mungkin di setiap blok ada. Cuma paling satu atau dua rumah yang ditempati," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com