Menurut Sanusi, aspal yang cepat panas menyebabkan aspal tidak bisa bertahan lama saat cuaca hujan. "Aspal yang digunakan kurang bagus karena ketika panas aspalnya memuai. Pas hujan jadi mengetas. Perbaikan jalan jadi tidak efektif," kata Sanusi, di Gedung DPRD DKI, Rabu (10/12/2014). [Baca: Dinas PU Bantah Jalan Rusak Sebabkan Tewasnya Sony dan Anaknya]
Sanusi kemudian menyoroti seputar masa tanggung jawab kontraktor yang dinilainya terlalu sebentar. Menurut Sanusi, saat ini di banyak proyek, perbaikan jalan yang ada di Jakarta kontraktornya hanya diberi tanggung jawab selama enam bulan.
"Dalam perbaikan jalan harus diperhatikan life time-nya (masa kegunaan) dari aspal yang digunakan. Mereka harus bertanggung jawab dan memberikan garansi selama tiga tahun. Saat ini hanya diberikan masa retensi selama enam bulan," ucap politisi Partai Gerindra itu. [Baca: Jalan Rusak "Telan" Korban Jiwa, Ahok Tunggu Realisasi Janji Kadis PU]
Sebelumnya diberitakan, Dinas PU DKI ke depannya akan menerapkan sistem kontrak berbasis kinerja dalam lelang proyek perbaikan jalan. Dengan sistem itu, kontraktor yang memenangi lelang bertanggung jawab terhadap jalan yang ia kerjakan hingga empat tahun ke depan.
Kepala Dinas PU DKI Agus Priyono mengatakan, tujuan penerapan sistem kontrak berbasis kinerja adalah untuk menghindari kontraktor nakal yang mengerjakan proyek perbaikan jalan secara asal-asalan. Hal ini dilakukan agar nantinya tak ada lagi jalan rusak di Jakarta.
"Misalnya satu kawasan akan kita lelang. Silakan pihak ketiga melakukan desain, ketebalannya berapa, mau modelnya beton atau hotmix. Yang terpenting adalah dia tanggung jawab selama tiga sampai empat tahun," kata Agus. [Baca: Agar Tak Asal-asalan, Kontraktor Jalan Harus Tanggung Jawab Hingga 4 Tahun ke Depan]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.