Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moge "Bodong" Tak Diakui HDCI

Kompas.com - 02/02/2015, 10:23 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Ketua Panitia Bogor Bike Week 2015, Teuku Badruddin Syah, mengatakan, motor Harley-Davidson yang ditilang polisi karena tidak dilengkapi STNK bukanlah anggota Harley Davidson Club Indonesia (HDCI).

Menurut dia, para pengendara Harley yang terkena tilang di sejumlah wilayah di Jakarta itu bukanlah anggota sebuah klub motor besar, tetapi lebih bersifat perorangan. Hal itu dikatakan Teuku saat ditanya soal adanya pengendara Harley yang ditilang polisi karena motornya tidak dilengkapi STNK alias "bodong".

"Sebuah klub motor besar akan mewajibkan seluruh anggotanya memiliki STNK, BPKB, dan SIM. Bila syarat itu tak terpenuhi, maka tidak diperkenankan bergabung sebagai anggota. Peraturan ini juga diterapkan oleh klub motor lainnya, seperti Kawasaki Ninja," ujarnya.

Syarat itu, kata Teuku, dimaksudkan agar pihaknya mudah mengidentifikasi bila terjadi sesuatu terhadap pengendara tersebut. "Di klub motor bisa dipastikan, surat-surat motornya lengkap," katanya di sela-sela rapat persiapan Bogor Bike Week 2015 di Sekretariat HDCI Bogor, di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Bogor, Sabtu (31/1/2015).

Para pemilik Harley-Davidson yang telah memenuhi syarat tersebut, kata Teuku, bisa bergabung dalam HDCI dan memiliki kartu anggota. "Karena syarat yang saya sebutkan itu menjadi dasar AD/ART HDCI dan peraturan klub. Ini juga sebagai bukti bila HDCI sadar betul akan pentingnya membayar pajak pada pemerintah," ujar pria yang juga Wakil Ketua HDCI Bogor itu.

Teuku juga mengatakan, terdapatnya sejumlah motor Harley-Davidson yang tak memiliki surat di Indonesia disinyalir lantaran ulah importir liar Harley-Davidson yang memasukkan motor "bodong" dari Singapura dan Amerika. Ulah para importir nakal itu membuat penjualan motor Harley-Davidson merosot sekitar 50 persen.

"Meski demikian, jumlah motor Harley-Davidson yang tak bersurat itu jumlahnya tak signifikan bila dibandingkan dengan jumlah motor bebek yang tak bersurat," katanya.

Teuku juga mengatakan, HDCI Bogor mendukung penuh upaya penegakan peraturan berlalu lintas yang tengah digalang pihak kepolisian. "HDCI Bogor mendukung penuh upaya Polri menegakkan motor yang tak bersurat," ujar Teuku. (Soewidia Henaldi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com