Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa yang Paling Bahagia di Jakarta?

Kompas.com - 05/02/2015, 14:56 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta membuat indeks kebahagiaan menurut karakteristik demografi dan ekonomi tahun 2014.

Salah satunya ditentukan berdasarkan status perkawinan warga Jakarta yang dibagi menjadi kategori belum menikah, menikah, cerai hidup, dan cerai mati.

"Ternyata yang paling tidak bahagia itu yang belum menikah. Yang paling bahagia itu yang menikah," ujar Kepala Bidang Statistik Sosial BPS DKI Jakarta Sri Santo Budi di Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (5/2/2015). [Baca: Menurut Survei, Bahagiakah Warga DKI Jakarta?]

Hasil itu disimpulkan berdasarkan survei BPS DKI Jakarta terhadap 1.129 keluarga. Poin kebahagiaan paling tinggi adalah 69,32 poin untuk warga Jakarta yang sudah menikah. Tingkat kebahagiaan kedua ditempati oleh warga yang ditinggal mati oleh pasangannya, yaitu 69,29 poin.

Kemudian, tempat ketiga diisi oleh warga yang bercerai dengan pasangannya. Akan tetapi, keduanya masih hidup. Poin untuk warga yang cerai hidup ini adalah 67,90 poin.

Sementara poin terendah ditempati oleh warga yang belum menikah, yaitu 67, 76 poin. Selain melakukan survei berdasarkan status perkawinan, BPS DKI juga melakukan survei berdasarkan banyaknya anggota keluarga.

Sri mengungkapkan, tingkat kebahagiaan paling tinggi ada pada keluarga yang terdiri dari dua orang saja. Poinnya adalah 69,71 poin.

"Nah, kalau dua orang biasanya pengantin baru nih. Balik lagi ke status perkawinan, orang yang menikah dinilai paling bahagia," ujar Sri.

Akan tetapi, kata Sri, kebahagiaan pasangan yang baru menikah itu dinilai menurun ketika mereka memiliki anak pertama. Kemudian naik kembali ketika memiliki anak kedua. Tidak hanya anak, anggota keluarga juga termasuk sanak saudara yang tinggal serumah.

Berdasarkan survei, jika jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah itu lebih dari tujuh orang, maka kehidupannya dinilai semakin tidak bahagia.

Menurut Sri, tidak dapat ditentukan alasan ketidakbahagiaan warga belum menikah di Jakarta. Hal ini karena BPS DKI Jakarta hanya melakukan survei, tanpa menambahkan komponen alasan. "Mungkin ke depannya bisa kita tambahkan kenapa bahagia, kenapa tidak bahagia," ujar Sri.

Namun, indeks kebahagiaan menurut status perkawinan tingkat DKI Jakarta ternyata berbeda dengan tingkat nasional. Tingkat kebahagiaan paling tinggi justru diisi oleh warga yang belum menikah. Poinnya di tingkat nasional adalah 68,77 poin.

Tingkat kebahagiaan tingkat nasional urutan kedua adalah warga yang sudah menikah, yaitu 68,74 poin.

Tempat ketiga diisi oleh warga yang bercerai, yaitu 65,04 poin. Sementara status perkawinan yang paling tidak bahagia di tingkat nasional adalah mereka yang ditinggal mati pasangannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com