Warga Lubang Buaya, Mahendra (38), merasa heran dengan anggaran itu begitu besar. "Dua miliar untuk rehab kayaknya kebanyakan," kata Mahendra, kepada Kompas.com, di depan kantor lurah, Selasa (3/3/2015) pagi.
Sebab, dirinya melihat kondisi kantor Kelurahan Lubang Buaya hanya perlu perbaikan pada bagian plafon dan juga mengecat kembali tembok yang terkelupas serta kusam. "Plafon, eternit, sama kusen gentengnya itu harus diganti. Karena kalau keropos gentengnya jatuh kena orang bisa bahaya," ujar Mahendra. [Baca: Dianggarkan Rp 2,4 untuk Perbaikan, Ini Kondisi Kantor Lurah Lubang Buaya]
Menurut dia, kondisi ini sudah terjadi sejak 2 sampai 3 tahun belakangan dan sudah dua kali pergantian lurah. Namun, belum ada perbaikan lagi untuk masalah ini.
Seorang warga lain yang menolak namanya disebut berpendapat kantor itu memang perlu diperbaiki. Pria paruh baya ini mengatakan, Kantor Kelurahan Lubang Buaya dibangun berbarengan dengan Kantor Kelurahan Ceger, sekitar tahun 1990-an.
Sejak dibangun, lanjutnya, tidak ada perbaikan besar terhadap bangunan. "Sampai sekarang cuma tambal sulam aja. Memang sudah waktunya rehab. Bangunan sudah tua dari tahun 90-an," ujarnya.
Namun, pria menganggap janggal bila anggaran rehab kelurahan mencapai Rp 2 milar lebih tersebut. Sebab, lanjut dia, nilainya berlebihan. "Kalau perbaikan gitu paling berapa, enggak sampai Rp 1 miliar juga. Kecuali kalau bongkar total, masuk akal anggarannya sampai segitu. Kalau rehab saja, paling itungan ratusan juta," ujarnya.
Dia sepedapat dengan Mahendra, yang mengatakan perbaikan hanya perlu menyasar plafon, kusen genteng, dan juga pengecatan. Ia menambahkan untuk serta pembersihan sedikit pada bagian kamar mandi serta perbaikan keramik lantai yang pecah.
Namun, ia tetap heran jika perbaikan semua tadi mencapai Rp 2 miliar lebih. "Wah, kebanyakan itu, kebanyakan masuk kantongnya," ujarnya terkekeh.
Adapun Lurah Lubang Buaya, Fatoni, belum dapat dimintai tanggapannya. Fatoni bersama seluruh lurah dan camat di Jakarta Timur, sedang mengikuti rapat di kantor Wali Kota Jakarta Timur di Cakung, bersama DRPD dari Komisi A. Kompas.com masih mencoba meminta tanggapan Fatoni terkait hal ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.