Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pokir Hanya "Mainan" DPRD DKI, Bukan Aspirasi Warga

Kompas.com - 07/04/2015, 14:50 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kisruh penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) antara DPRD dan Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu dinilai merupakan bagian dari lemahnya partisipasi masyarakat. Masyarakat dianggap tak diikutsertakan dalam proses penyusunan APBD.

"Penelusuran kami, ada perda yang mengatur tata kelola anggaran di DKI Jakarta dan dalam peraturan itu ada mandat terkait dengan penyusunan APBD DKI harus menyertakan partisipasi publik yang luas dan transparan. Dan, hal itu tidak terjadi di proses SKPD atau juga proses di DPRD," kata Direktur Indonesia Budget Center Roy Salam, di kantor ICW, Jakarta Selatan, Selasa (7/4/2015).

Menurut Roy, antara DPRD dan Gubernur pasti sudah membuat peraturan sendiri mengenai penyusunan APBD. Namun, peraturan tersebut kerap kali tidak dipatuhi oleh keduanya dalam penyusunan anggaran.

Roy mengatakan, pokok pikiran yang dimiliki oleh DPRD sebagai penyaring aspirasi publik nyatanya tak digunakan secara baik. Sebab, kerap kali pokir yang hadir malah membuat kisruh penyusunan APBD.

"Penyusunan APBD harusnya melibatkan masyarakat, salah satunya lewat pokir, sehingga pokir tidak bermasalah di tengah jalan," kata Roy.

Selama ini, menurut Roy, pokir masih dimanfaatkan oleh anggota DPRD untuk mengakomodasi kemauannya sendiri. Mereka tidak turun langsung ke masyarakat untuk mengakomodasi usulan masyarakat, misalnya saat berlangsungnya musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang). Seharusnya masyarakat dapat merasakan aspirasinya ke anggota DPRD melalui musrenbang.

Proses musrenbang, kata dia, selama ini masih belum efektif. Masyarakat tidak tahu hasil dari usulan yang diberikannya saat musrenbang bersama anggota legislatif.

"Padahal, dalam RPJP (rencana pembangunan jangka panjang) Gubernur, setidaknya 10 persen usulan masyarakat yang harus masuk APBD. Hanya saja, pada praktiknya, musrenbang tidak menjaminkan hal itu terjadi. Lalu tidak ada laporan hasil musrenbang kepada masyarakat," kata Roy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com