Jumlah pungutan untuk perpisahan ini dirasa terlalu tinggi bagi orangtua murid. Sejak diumumkan melalui perwakilan salah satu orangtua murid, hal tersebut langsung mendapat reaksi dari beberapa orangtua.
Hal ini disampaikan salah satu orangtua murid yang minta namanya diinisialkan dengan L (46). L mengatakan, bahkan ada keluarga salah satu siswa yang sampai marah ke sekolah lantaran pungutan uang perpisahan dinilai besar. Orangtua siswa tersebut sedang sakit.
"Ada satu wali murid dari seorang siswa yang marah besar. Yang datang pakde-nya, jadi betul-betul marah, (pungutan) Rp 1,5 juta per siswa, kok begitu besarnya. Padahal orangtua siswa itu lagi kondisi lumpuh," kata L kepada Kompas.com, Rabu (6/5/2015).
Menurut L, tak sedikit orangtua siswa yang keberatan. Bahkan, tak sedikit yang komplain. "Ibu-ibu merasa (pungutan) terlalu besar, padahal anak mesti melanjutkan ke SMA," ujar L.
Menurut dia, orangtua siswa tidak tahu asal keputusan sekolah dalam mematok besaran pungutan hingga Rp 1,5 juta. L mengaku tak pernah dilibatkan dalam survei atau rapat untuk menentukan besarnya pungutan.
Dia mengaku sempat bertanya ke komite sekolah soal besarnya uang perpisahan ini. Menurut pihak sekolah, dana BOS (bantuan operasional sekolah) tak mencukupi untuk membiayai kegiatan perpisahan.
"Saya cuma nanya, bilang, 'Kok besar sekali ya (anggaran) buku tahunan'. Nah, pihak komite bilang begini, 'itu Bu supaya bagus, supaya awet sampai mahasiswa. Jadi sampai mahasiswa masih bisa kontak.' Katanya ini maunya anak-anak, nurutin. Pertanyaan saya, kenapa mesti nurutin anak-anak?" ujar L.
Ada kejanggalan dalam rincian anggaran kegiatan yang beredar di kalangan orangtua. Misalnya, anggaran untuk pembuatan album dan buku tahunan yang mencapai Rp 115.000.000.
Orangtua juga ternyata dibebankan biaya untuk membayar try out dengan total puluhan juta rupiah. Yang lebih aneh, ada dana sebesar Rp 16.000.000 untuk pembayaran "transpor pegawai UN keluar-masuk".
Orangtua merasakan adanya ketidaktransparanan dalam masalah ini. Hingga saat ini, pihak sekolah masih melakukan penagihan. [Baca: Guru SMPN 8 Depok Disebut Ancam Siswa jika Tak Bayar Uang Perpisahan]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.